ISLAMTODAY ID-Liz Truss yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris pada tahun 2022, minggu ini menyerukan agar Ukraina direkrut dengan cepat ke dalam NATO.
“Saya juga percaya kita harus mempercepat keanggotaan NATO di Ukraina. Kita seharusnya melakukannya bertahun-tahun yang lalu, tetapi waktu terbaik untuk melakukannya adalah sekarang,” ungkap Truss menekankan dalam pidatonya di acara Heritage Foundation, seperti dilansir dari ZeroHedge, Jumat (14/4/2023).
Kremlin telah menanggapi dengan tegas seruan baru-baru ini, yang juga datang dari kepemimpinan Polandia dan tentu saja pejabat Ukraina, dengan berjanji bahwa Laut Hitam ‘tidak akan pernah menjadi laut NATO’, menurut media pemerintah.
“Laut Hitam tidak akan pernah menjadi ‘laut NATO.’ Ini adalah laut bersama untuk semua negara pesisir, harus menjadi lautan kerja sama, interaksi, dan keamanan. Dan harus memiliki keamanan yang tak terpisahkan,” ungkap Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Kamis (13/4/2023),
“Kremlin percaya bahwa NATO dan demiliterisasi adalah konsep yang saling eksklusif,” tambahnya, menunjukkan bahwa aliansi militer Barat adalah ancaman bagi perdamaian dan bukan solusinya.
Referensi khusus untuk ‘kepemilikan’ Laut Hitam muncul sebagai tanggapan khusus atas kata-kata provokatif Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, yang mendesak agar kekuatan sekutu mengubah Laut Hitam menjadi “laut NATO”.
Ironisnya, dia pada saat yang sama menyerukan demiliterisasi.
Bulan lalu terjadi jatuhnya drone Reaper AS yang jarang terjadi setelah Pentagon mengatakan pesawat itu diganggu oleh sepasang jet Su-27 Flanker Rusia.
Drone seharga $32 juta itu jatuh ke Laut Hitam setelah disemprot dengan bahan bakar jet saat pesawat tempur Rusia lewat di dekatnya.
Analis AS mengatakan manuver itu belum pernah terlihat sebelumnya, dan cukup untuk merusak Reaper hingga harus dijatuhkan.
(Resa/ZeroHedge)