ISLAMTODAY ID-Topan super Mocha pada hari Ahad (14/5/2023) menewaskan beberapa ratus Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar barat.
“Saya mendapat informasi dari kerabat saya di daerah bahwa hanya di dua desa di Sittwe (ibu kota Rakhine) sejauh ini 150 orang Rohingya telah terbunuh oleh Topan Mocha yang menghancurkan,” ungkap Mojib Ullah, seorang pemimpin Rohingya, kepada Anadolu pada hari Selasa (16/5/2023), seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (16/5/2023).
“Jumlah korban tewas dikhawatirkan meningkat karena lebih banyak informasi dikumpulkan dari daerah lain yang dilanda topan di Rakhine,” ungkap Ullah, direktur Komite Warisan Islam & Budaya Persatuan Rohingya Arakan (Rakhine).
Untuk diketahui, Topan super Mocha dikategorikan sebagai badai teratas oleh AS.
Badai tersebut menghantam pelabuhan maritim tenggara Bangladesh di Cox’s Bazar dan negara bagian Rakhine Myanmar pada hari Ahad (14/5/2023).
Ullah mengatakan topan itu merusak parah kamp-kamp pengungsi internal di Sittwe di mana hampir 140.000 orang Rohingya tinggal.
“Saya khawatir banyak yang mungkin tewas di kamp-kamp itu,” ungkap pemimpin Rohingya itu.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mendapatkan jumlah lengkap korban Rohingya di Myanmar akibat topan.
Kesaksian Korban Selamat Rohingya
Seorang Rohingya dari Sittwe, yang namanya tidak diungkapkan demi keselamatannya, mengklaim bahwa lebih dari 100 Rohingya telah tewas karena topan parah yang dia saksikan.
Korban selamat Topan Mocha, begitu dia menyebut dirinya, telah mengungkapkan kekesalannya atas berita pembunuhan hanya enam orang di Myanmar oleh media.
“Bagaimana media internasional mengkonfirmasi bahwa Mocha hanya membunuh enam atau beberapa orang di Myanmar? Orang yang kita cintai tidak lagi bersama kita dan itu bukan lelucon. Realitas harus menjadi sumber informasi,” ungkap Rohingya dalam pernyataan tertulis.
Dia menambahkan: “Saya bahkan belum bisa memastikan jumlah kematian yang sebenarnya. Saat ini lebih dari seratus mayat dari komunitas Rohingya saja di Sittwe ditemukan dan saya adalah saksi mata. Masih banyak anak-anak dan orang tua yang hilang.”
Dia menggarisbawahi ketidakberdayaan para korban topan Rohingya di Myanmar dan menambahkan bahwa beberapa jembatan di pintu masuk pengungsi Rohingya hancur oleh topan.
“Belum ada pejabat yang mengunjungi kami atau sinyal seluler apa pun tersedia hingga Senin malam,” tambah Rohingya.
Sejauh ini belum ada konfirmasi resmi mengenai korban Rohingya di Sittwe oleh pemerintah Myanmar.
(Resa/TRTWorld)