ISLAMTODAY ID-Pertemuan ke-51 negara-negara anggota ACU, para kepala bank sentral Iran dan Pakistan membahas menghubungkan sistem pembayaran dan ‘mengurangi ketergantungan pada mata uang dominan’.
Gubernur Bank Sentral Iran, Mohammed Reza Farzin, mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Pakistan, Jameel Ahmad, di Teheran pada 24 Mei, selama pertemuan ke-51 Asian Clearing Union (ACU).
Selama pertemuan tersebut, Farzin menyerukan “interaksi bank sentral negara-negara anggota di bidang penerapan sistem perpesanan keuangan non-SWIFT,” menurut outlet berita semi-resmi Iran, Tasnim.
Dia juga menyerukan “menghubungkan kartu pembayaran perbankan antara Iran dan Pakistan dan juga membentuk komite bersama untuk menindaklanjuti perjanjian perbankan.”
“Pembicaraan telah dilakukan dengan bank-bank Pakistan di bidang yang relevan dan mereka menyambut baik isu peluncuran saluran perbankan antara Iran dan Pakistan,” ungkap Farzin, seperti dilansir dari The Cradle, Kamis (25/5/2023).
Kepala bank sentral Pakistan juga menyerukan “pengembangan hubungan perbankan” dengan Iran.
Saat berbicara kepada negara-negara anggota, Ahmad mengatakan bahwa ACU “dapat menghadirkan ide-ide baru, dan diharapkan mata uang baru akan digunakan sebagai pengganti dolar AS.”
“Ini adalah waktu yang tepat untuk mengaktifkan peran bank sentral… Saya yakin kita dapat memiliki inisiatif baru dalam hal ini,” ujarnya.
Menurut Tasnim, topik utama yang dibahas pada pertemuan ACU ke-51 adalah “‘De-dolarisasi’ dan mengurangi ketergantungan pada mata uang dominan.”
Iran telah mulai membahas dumping dolar dengan sejumlah negara, termasuk Rusia dan India, sebagai bagian dari tren de-dolarisasi yang berkembang pesat. Negara-negara regional lainnya juga menjauh dari dolar, termasuk Aljazair dan Irak.
Dalam upaya memperkuat mata uang nasionalnya, Irak baru saja mengeluarkan larangan melakukan transaksi dolar AS.
ACU, yang berkantor pusat di Iran, didirikan pada tahun 1974 sebagai bagian dari Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (ESCAP).
Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi penyelesaian pembayaran yang nyaman untuk transaksi ekonomi regional.
Negara anggota termasuk Bangladesh, Myanmar, dan India.
(Resa/The Cradle)