ISLAMTODAY ID-Kementerian luar negeri UEA ungkap negaranya menghentikan partisipasinya dalam koalisi angkatan laut pimpinan militer AS dalam beberapa bulan terakhir.
“Sebagai hasil dari evaluasi berkelanjutan kami atas kerja sama keamanan yang efektif dengan semua mitra, dua bulan lalu, UEA menarik partisipasinya dalam Pasukan Maritim Gabungan,” ungkap pernyataan dari Kementerian Luar Negeri, seperti dilansir dari Sputniknews, Kamis (1/6/2023).
Penarikan yang diumumkan dari gugus tugas 38 negara datang dalam sebuah pernyataan yang menolak laporan media Barat baru-baru ini yang mengklaim pejabat UEA secara pribadi mengungkapkan rasa frustrasi dengan rekan-rekan mereka di AS atas penyitaan kapal tanker minyak baru-baru ini di Teluk Persia oleh pasukan Iran.
“UEA telah menolak kesalahan karakterisasi, dalam laporan pers baru-baru ini, tentang percakapan AS-UEA mengenai keamanan maritim,” tulis kantor berita resmi UEA pada Rabu (31/5/2023).
Kementerian luar negeri “menekankan bahwa UEA tetap berkomitmen untuk secara bertanggung jawab memastikan keamanan navigasi di lautnya, sesuai dengan hukum internasional,” laporan itu menyimpulkan.
Namun, para pejabat Amerika dilaporkan bersikeras bahwa negara Teluk itu belum secara resmi ditarik dari gugus tugas maritim yang diketuai AS.
Sebaliknya, juru bicara Armada Kelima Angkatan Laut AS di Bahrain mengklaim UEA “menarik partisipasi mereka untuk saat ini dalam satuan tugas tetapi bukan keanggotaan mereka secara keseluruhan.”
Media Barat menggemakan pernyataan itu, dengan salah satu outlet utama Inggris menunjukkan fakta bahwa situs web resmi CMF masih mencantumkan UEA sebagai negara anggota sebagai bukti bahwa Abu Dhabi “tidak meninggalkan CMF”.
Laporan semacam itu cenderung melukiskan kurangnya partisipasi UEA dalam proyek militer AS sebagai ekspresi kemarahan terhadap AS karena tidak cukup agresif terhadap Iran.
Tetapi hubungan diplomatik yang menghangat baru-baru ini antara Teheran dan Abu Dhabi menunjukkan dinamika yang berbeda mungkin sedang terjadi.
Faktanya, pengumuman itu datang pada hari yang sama ketika seorang diplomat senior UEA bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Amir Abdollahian untuk kunjungan di Teheran yang secara resmi digambarkan sebagai upaya untuk “memperluas kerja sama untuk mencapai kepentingan bersama dan mempromosikan stabilitas dan kemakmuran kawasan.”
Bulan lalu, Iran menunjuk seorang utusan baru untuk UEA, setelah tujuh tahun tanpa menunjuk seorang duta besar untuk negara tersebut.
(Resa/Sputniknews)