ISLAMTODAY ID- Kawasan Euro (Eurozone) memasuki resesi pada kuartal pertama tahun ini, dan para ekonom tidak optimis untuk beberapa bulan mendatang.
“Anggota Eurozone melaporkan Produk Domestik Bruto sebesar -0,1% untuk kuartal pertama,” ungkap kantor statistik Eurostat wilayah tersebut, yang dirilis pada hari Kamis (8/6/2023).
Dalam bacaan pertama, lembaga tersebut mengatakan kawasan Euro tumbuh sebesar 0,1% selama tiga bulan pertama tahun ini.
Pernyataan ini dikoreksi karena turun setelah Jerman juga memangkas angka pertumbuhannya untuk periode yang sama, dan secara efektif masuk ke dalam resesi. Selain itu, Irlandia juga merevisi angka pertumbuhannya ke menurun yang sekarang menunjukkan kontraksi hampir 5%.
Sebelum performa yang lemah pada Januari-Maret, kawasan Euro juga mengalami kontraksi sebesar 0,1% pada kuartal terakhir tahun 2022. Dua kuartal berturut-turut dengan performa PDB negatif juga menjerumuskan wilayah yang lebih luas ke dalam resesi teknis.
“Berita bahwa PDB mengalami kontraksi pada kuartal pertama artinya zona euro sudah terjerumus ke dalam resesi teknis. Kami mencurigai bahwa ekonomi akan mengalami kontraksi lebih lanjut sepanjang tahun ini,” ungkap Andrew Kenningham, ekonom Eropa kepala di Capital Economics, seperti dilansir dari CNBC, Kamis (8/6/2023).
Irlandia, Belanda, Jerman, dan Yunani termasuk di antara perekonomian euro yang melaporkan kontraksi kuartal ke kuartal pada kuartal pertama.
Konsumsi rumah tangga turun sebesar 0,3% pada kuartal pertama, menggarisbawahi tekanan yang dihadapi oleh konsumen di tengah kenaikan harga.
Claus Vistesen dari Pantheon Macroeconomics mengatakan dalam sebuah catatan bahwa kawasan Euro tidak mungkin ada pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa bulan mendatang, di mana ia mengharapkan perlambatan dalam investasi.
Lingkungan ekonomi yang kurang menjanjikan juga menjadi tantangan bagi Bank Sentral Eropa (ECB). Untuk diketahui, Bank Sentral Eropa telah mengadopsi kebijakan ketat selama 12 bulan terakhir dan baru-baru ini menetapkan suku bunga utamanya di 3,25%.
Bank sentral tersebut akan mengadakan pertemuan minggu depan, dan para pelaku pasar telah memasukkan kenaikan 25 basis poin lainnya.
Performa ekonomi yang buruk mungkin membatasi kemampuan ECB untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut dalam upaya menangani inflasi.
Para pejabat ECB sebelumnya telah mengisyaratkan bahwa lebih penting untuk menurunkan harga daripada menghindari perlambatan ekonomi.
Imbal hasil obligasi kawasan euro terus diperdagangkan lebih tinggi pada hari Kamis setelah pengumuman data ini, karena beberapa pelaku pasar mengharapkan pelonggaran moneter lebih lanjut.
(Resa/CNBC)