(IslamToday ID) – Intelijen Israel membentuk unit baru persiapan perang potensial dengan negara Iran yang memerlukan pendekatan strategis berbeda dibandingkan dengan operasi militer sebelumnya.
Koran Yedioth Ahronoth mencatat pada 12 Juni bahwa konfrontasi langsung antara Israel dan Iran telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Lebih lanjut, para pakar keamaan memprediksikan perang ini akan menjadi konflik multi-front yang melibatkan perang langsung.
“Ini adalah perubahan pola pikir signifikan yang harus dilakukan oleh IDF [Pasukan Pertahanan Israel]. Ini tidak serupa dengan perang melawan Hezbollah atau operasi di Gaza melawan Hamas atau Jihad Islam,” ungkap kepala Departemen Penelitian di unit baru, Letnan Kolonel T., seperti dilansir dari The Cradle, Senin (12/6/2023)
“Ini seperti memberikan briefing kepada seorang komandan senior di IDF yang berlatih sepanjang hari untuk perang di Lebanon atau Gaza, dan memberitahunya bahwa kali ini ini benar-benar berbeda dari apa yang dia ketahui sejauh ini.”
Koran Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa perang itu menjadi perang yang akan membutuhkan ketahanan besar dari masyarakat Israel, hampir seperti perang total zaman modern.
“Setiap hari, kami mengumpulkan lebih banyak target dan sasaran dengan kecepatan yang memuaskan dan belajar cara menyerang mereka dengan efektif. Kami sudah melipatgandakan jumlah target di Iran, terlepas dari fasilitas nuklir. Ini sangat berbeda dari operasi antarperang. Konfrontasi militer terbuka akan menjadi kisah yang benar-benar berbeda,” ungkap seorang anggota unit tersebut.
Unit baru itu telah melakukan beberapa permainan perang dan presentasi skenario dengan perwakilan dari unit intelijen lain, seperti Unit 8200 dan Unit 9900, dan dengan bantuan yang signifikan dari rekan mereka di intelijen Amerika Serikat.
Respon Pakar
Mantan penasihat keamanan nasional Yaakov Amidror mengatakan pada bulan April bahwa perang dengan Iran semakin mungkin terjadi dan Israel perlu mempersiapkan serangan tanpa bantuan AS.
Laporan Pentagon yang bocor pada awal tahun ini mencakup detail dari latihan militer Israel yang mensimulasikan serangan terhadap program nuklir Iran pada bulan Februari.
“Pada tanggal 20 Februari, Israel melakukan latihan udara dalam skala besar,” demikian laporan Pentagon tersebut menyatakan.
Pentagon menyatakan bahwa latihan tersebut mensimulasikan serangan terhadap program nuklir Iran dan menunjukkan ketegasan Yerusalem untuk bertindak melawan Teheran.
“Lembaga CIA tidak mengetahui rencana dan niat jangka pendek Israel,” tambah laporan tersebut.
Dalam pembicaraan tentang laporan yang bocor, The Intercept mencatat bahwa pejabat administrasi Biden telah membuat beberapa pernyataan yang tampak memberikan lampu hijau kepada Israel untuk memulai perang melawan Iran.
“Kami telah menjelaskan kepada Iran bahwa mereka tidak akan pernah diizinkan untuk memperoleh senjata nuklir,” ungkap Jake Sullivan dalam pidato pada bulan Mei.
Sullivan menambahkan bahwa seperti yang telah dikonfirmasi oleh Presiden Biden secara berulang, ia akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mendukung pernyataan ini, termasuk dengan mengakui kebebasan tindakan Israel.
Menurut The Intercept, “Pernyataan Sullivan ini merupakan sinyal terkuat hingga saat ini bahwa administrasi tidak akan menentang tindakan sepihak Israel.” [res]