(IslamToday ID) – China menyatakan bahwa AS harus mengungkapkan apa yang diketahuinya soal serangan terhadap pipa gas alam Nord Stream tahun lalu.
Outlet Jerman dan Belanda telah melaporkan bahwa rencana Ukraina untuk menghancurkan pipa telah diketahui CIA pada Juni 2022.
Laporan tersebut awalnya mengungkap rencana untuk menghancurkan pipa Nord Stream musim panas lalu dan kemudian menyampaikan informasi tersebut ke mitranya dari Amerika.
Pada jumpa pers hari Selasa (13/6/2023), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin diminta untuk mengomentari laporan itu.
“Delapan bulan telah berlalu sejak ledakan, namun proses investigasi berjalan lambat. Mengejutkan bahwa AS tetap diam kali ini. AS berhutang penjelasan kepada komunitas internasional,” ungkap Wenbin, seperti dilansir dari RT, Rabu (14/6/2023).
Lebih lanjut, Wang Wenbin menyuarakan kecurigaan atas penolakan Washington untuk menanggapi keraguan dan kekhawatiran yang terjadi pada masyarakat internasional.
The Washington Post menerbitkan laporan serupa minggu lalu bahwa pemerintah AS telah belajar dari sekutu dekat bahwa militer Ukraina telah merencanakan serangan rahasia pada jaringan pipa.
Di sisi lain, pejabat AS sejauh ini menolak untuk menanggapi klaim tersebut tetapi bersikeras menegaskan tidak terlibat dalam sabotase tersebut. Ukraina juga telah berulang kali membantah terlibat dalam pengeboman tersebut.
Namun, wartawan investigasi pemenang Hadiah Pulitzer Seymour Hersh melaporkan pada bulan Februari bahwa Presiden AS Joe Biden telah memerintahkan CIA untuk menonaktifkan jaringan pipa Nord Stream menggunakan latihan militer NATO sebagai perlindungan.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada bulan Maret bahwa dia “sepenuhnya setuju” dengan kesimpulan Hersh. AS diduga juga mendapat keuntungan karena posisinya sebagai pemasok gas yang bersaing ke Eropa.[res]