(IslamToday ID) – Gubernur Taliban dari bank sentral Afghanistan Hidayatullah Badri bertemu dengan utusan China Wang Yu minggu ini untuk membahas hubungan perbankan dan bisnis.
“Dalam pertemuan ini dibahas ekonomi, hubungan perbankan, bisnis dan beberapa topik terkait,” ungkap Badri, seperti dilansir dari The Cardle, Jumat (16/6/2023).
Untuk diketahui, China menjadi salah satu negara yang mempertahankan kehadiran diplomatik di Kabul sejak Taliban merebut kembali negara itu pada tahun 2021.
Setelah penarikan, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada outlet berita Italia La Repubblica bahwa China akan menjadi mitra utamanya dalam membangun kembali Afghanistan setelah pendudukan AS selama 20 tahun.
China juga tertarik untuk membawa negara Asia Barat itu bergabung dengan Belt and Road Initiative (BRI) Beijing.
Di sisi lain, sanksi AS dan pembatasan perbankan telah menyebabkan kerusakan besar pada sistem perbankan Afghanistan yang telah terputus dari sistem keuangan global. Kebijakan-kebijakan ini telah menjadi penyebab utama krisis ekonomi negara yang sedang berlangsung.
Bank sentral Afghanistan tidak dapat menyediakan likuiditas yang memadai kepada bank karena ketidakmampuannya mencetak uang dan pembekuan ilegal hampir $10 miliar cadangan devisa, $7 miliar di antaranya disimpan di Bank Federal New York.
Melihat situasi tersebut, China baru-baru ini menunjukkan minat ekonomi dan sedang mencari peluang investasi di Imarah Islam Afghanistan (IEA) – khususnya di bidang pertambangan.
Pada bulan April, Taliban mengatakan bahwa sebuah perusahaan China tertarik untuk menginvestasikan $10 miliar dalam ekstraksi lithium sebagai bagian dari proyek yang diduga akan mempekerjakan lebih dari 120.000 warga Afghanistan.
“Warga Afghanistan berharap untuk mengeksploitasi lithium mereka dan simpanan pertambangan lainnya untuk keuntungan mereka,” ungkap Shahabuddin Delawar, menteri pertambangan Taliban, mengatakan.
Pada awal tahun, Taliban menandatangani kesepakatan ekstraksi minyak dengan perusahaan China Xinjiang Central Asia Petroleum and Gas Co. (CAPEIC). [res]