(IslamToday ID)—Pemerintah sementara Taliban pada hari Rabu (5/7/2023) mendesak Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) untuk mengundang perwakilan Afghanistan ke pertemuan mendatang.
Tuntutan Taliban datang setelah SCO mengadakan KTT ke-23 para kepala negara anggotanya yang diselenggarakan secara virtual oleh India pada hari Selasa (4/7/2023).
Suhail Shaheen, perwakilan Taliban yang berbasis di Qatar, mengatakan kepada Anadolu bahwa pemerintahan sementara di Kabul harus diundang ke pertemuan SCO.
“Masalah-masalah ini menjadi perhatian kami,” ungkap Shaheen, seperti dilansir dari AA, Rabu (6/7/2023).
Dia menanggapi pernyataan bersama SCO serta pernyataan yang dibuat oleh negara-negara anggota SCO terkait Afghanistan.
Untuk diketahui, Afghanistan dibahas secara luas selama KTT mengenai upaya berkelanjutan untuk membantu rakyat Afghanistan mengingat situasi kemanusiaan yang berkembang.
Anggota SCO mengatakan bahwa mereka menganggap penting untuk mendirikan pemerintahan yang inklusif di Afghanistan dengan partisipasi perwakilan dari semua kelompok etnis, agama, dan politik dalam masyarakat Afghanistan.
“Salah satu faktor terpenting untuk menjaga dan memperkuat keamanan dan stabilitas di wilayah SCO adalah penyelesaian awal situasi di Afghanistan,” ungkap pernyataan bersama SCO.
Lebih lanjut, organisasi SCO mengadvokasi untuk membangun Afghanistan sebagai negara yang mandiri, netral, bersatu, demokratis, dan damai, bebas dari terorisme, perang, dan narkoba.
“Kita harus diundang (untuk menjelaskan masalah ini). Ketika seseorang menjelaskannya, itu tidak akan menyelesaikan masalah, (tetapi) hanya akan memperumit masalah,” ungkap Shaheen yang dinominasikan oleh Taliban untuk mewakili Afghanistan di PBB.
Pada KTT hari Selasa (4/7/2023), Iran bergabung dengan China, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Pakistan, Tajikistan, India, dan Uzbekistan sebagai anggota penuh sementara Belarusia dan Mongolia diundang sebagai negara pengamat oleh New Delhi.
“Pemerintah sementara Afghanistan yang bermarkas di Kabul tidak diundang ke KTT Selasa,” ungkap Shaheen.
Sejak mereka kembali berkuasa pada Agustus 2021, Taliban belum mendapatkan pengakuan internasional.
Afghanistan sudah berstatus pengamat di SCO yang didirikan pada 2001.
‘Hak yang Sah’
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri sementara Afghanistan menyambut baik pernyataan SCO, namun bersikeras bahwa Kabul harus diundang ke pertemuan organisasi berikutnya di Kazakhstan.
Kementerian mengatakan partisipasi dalam KTT sebagai pengamat adalah hak “sah” Kabul.
Afghanistan menganggap ketidakhadirannya dari forum tersebut sebagai “penghalang” bagi keharmonisan, keamanan, perang melawan narkoba, pengiriman bantuan kemanusiaan, dan integrasi ekonomi kawasan.
“Ada perwakilan dari setiap bahasa, ras, dan orientasi di Imarah Islam, dan kekhawatiran negara-negara anggota dapat diselesaikan dengan memahami fakta sebenarnya,” ungkap pernyataan tersebut.[res]