(IslamToday ID)—Perusahaan energi terbesar Thailand, Public Company Limited (PTT) milik negara, sedang dalam pembicaraan dengan Qatar untuk mengamankan perjanjian pasokan gas alam cair (LNG) selama 15 tahun.
Informasi tersebut berasal dari sejumlah sumber perdagangan mengkonfirmasi kepada Reuters pada 7 Juli.
“PTT dilaporkan menegosiasikan pasokan satu atau dua juta ton LNG per tahun,” ungkap sumber tersebut.
Sumber terpisah menambahkan bahwa PTT dan Qatar Energy Doha sedang dalam “negosiasi serius”, namun kesepakatan tidak akan tercapai sebelum akhir musim panas.
Lebih lanjut, kedua perusahaan energi belum menanggapi permintaan komentar.
Reuters menyebut potensi kesepakatan itu sebagai serentetan kesepakatan terbaru oleh pembeli Asia untuk mengunci pasokan jangka panjang.
Baru bulan lalu, QatarEnergy dan China National Petroleum Corporation (CNPC) Beijing menandatangani kesepakatan pasokan gas selama 27 tahun.
Kesepkatan ini menandai kesepakatan Qatar kedua dengan perusahaan China dalam waktu kurang dari setahun.
Negara-negara Asia lainnya telah mengantri untuk mengamankan gas Qatar, termasuk India, Jepang, dan Korea Selatan.
“Pada awal 2023, Asia menyumbang lebih dari 70% ekspor LNG Qatar,” ungkap Institut Timur Tengah (MEI) pada bulan April, seperti dilansir dari The Cradle, Jumat (7/7/2023)
Pada awal tahun, PTT menandatangani perjanjian gas sembilan tahun dengan Oman yang akan mengamankannya dengan 800.000 ton LNG per tahun mulai 2026.
Persaingan LNG telah melonjak selama setahun terakhir sejak dimulainya perang di Ukraina, terutama setelah sanksi berat Barat terhadap Rusia.
Sebagai akibat dari sanksi ini, Eropa berusaha keras untuk mengamankan sumber energi yang stabil.
Pada November tahun lalu, QatarEnergy menandatangani dua perjanjian jual beli dengan ConocoPhillips multinasional AS untuk mengekspor dua juta ton LNG ke Jerman selama setidaknya 15 tahun mulai tahun 2026.
Meskipun demikian, Doha telah menegaskan bahwa ia tidak akan dapat menggantikan Rusia sebagai sumber energi utama Eropa.[res]