(IslamToday ID)—Korea Utara (Korut) mengutuk rencana Amerika Serikat (AS) dalam mengerahkan kapal selam peluru kendali nuklir ke perairan dekat Semenanjung Korea dan memperingatkan bahwa langkah tersebut dapat memicu konflik atom yang menghancurkan.
Rencana tersebut telah disepakati oleh pemimpin Amerika Serikat dan Korea Selatan dalam pertemuan pada bulan April.
Diduga unjungan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan penempatan aset strategis AS agar dapat merespons lebih efektif terhadap program nuklir dan peluru kendali Korea Utara yang semakin cepat.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara mengatakan Washington akan memperkenalkan senjata nuklir strategis AS ke Semenanjung Korea untuk pertama kalinya sejak tahun 1981.
“Ini adalah situasi yang sangat berbahaya karena akan meningkatkan ketegangan militer regional menjadi keadaan yang lebih kritis dan dapat memicu krisis terburuk dari konflik nuklir dalam praktiknya,” ungkap juru bicara tersebut, seperti dilansir dari Al Jazeera, Senin (10/7/2023)
Rencana AS tersebut merupakan pemerasan nuklir yang jelas terhadap Korea Utara serta negara-negara regional dan merupakan ancaman serius bagi perdamaian.
“Tergantung pada tindakan AS di masa depan, apakah situasi ekstrem muncul di wilayah Semenanjung Korea yang tidak diinginkan oleh siapa pun, dan Amerika Serikat akan sepenuhnya bertanggung jawab jika ada situasi yang tidak terduga terjadi,”
Pyongyang mengatakan bahwa langkah AS telah menciptakan situasi berbahaya yang membuat korut tidak bisa menghindari skenario terburuk dari konfrontasi nuklir.
Korea Utara juga mengklaim pesawat pengintai AS baru-baru ini melanggar wilayah udaranya di dekat pantai timur.
Selain itu, Korut juga memperingatkan tidak ada jaminan bahwa insiden mengejutkan seperti penembakan pesawat pengintai strategis Angkatan Udara AS di Laut Timur tidak akan terjadi.
Pernyataan tersebut mengutip insiden-insiden sebelumnya di mana Korea Utara menembak jatuh atau mengintersepsi pesawat AS di perbatasan dengan Korea Selatan dan di lepas pantai.
Ancaman dari Korea Utara datang saat Yoon bersiap untuk menghadiri KTT NATO tahunan yang diselenggarakan tahun ini di Vilnius, Lithuania, pada hari Selasa (11/7/2023) dan Rabu (12/7/2023).[res]