(IslamToday ID)—Amerika Serikat (AS) mengirim kapal perusak berpeluru kendali dan pesawat tempur tambahan ke Timur Tengah.
Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Iran.
“Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengizinkan pengerahan jet tempur USS Thomas Hudner, F-35 dan F-16 untuk membela kepentingan AS dan menjaga kebebasan navigasi,” ungkap juru bicara Pentagon Sabrina Singh.
Singh mengutip insiden 5 Juli di mana dia mengatakan angkatan laut Iran berusaha merebut dua kapal dagang di Selat Hormuz sebagai bagian dari motivasi di balik keputusan tersebut.
“Mengingat ancaman yang terus berlanjut ini dan berkoordinasi dengan mitra dan sekutu kami, departemen tersebut meningkatkan kehadiran dan kemampuan kami untuk memantau Selat dan perairan sekitarnya,” ungkapnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (18/7/2023)
Aset Tambahan
“Kami menyerukan kepada Iran untuk segera menghentikan tindakan destabilisasi yang mengancam aliran bebas perdagangan melalui jalur air strategis ini, di mana dunia bergantung pada lebih dari seperlima pasokan minyak dunia,” tambahnya.
Lokasi pasti pengerahan tidak segera tersedia, tetapi Singh mengatakan bahwa beberapa peralatan militer sudah dalam perjalanan.
Komando Angkatan Laut AS mengatakan Thomas Hudner tiba di wilayah itu 14 Juli setelah transit melalui Terusan Suez Mesir.
Keputusan untuk mengirim aset militer tambahan datang setelah bulan lalu Pentagon mengerahkan jet F-22 tambahan ke wilayah tersebut di tengah apa yang disebutnya manuver “tidak profesional” oleh pesawat tempur Rusia di langit di atas Suriah.
Iran : Penyitaan Kapal Tanker Asing
Awal bulan ini, otoritas kehakiman Iran memerintahkan agar kapal tanker berbendera asing yang diduga menabrak kapal Iran di Laut Oman disita karena melanggar aturan maritim.
Sebuah kapal tanker minyak berbendera Bahama Richmond Voyager dilaporkan bertabrakan dengan sebuah kapal Iran di Laut Oman.
Kecelakaan tersebut menyebabkan cedera pada tujuh awak Iran dan membanjiri kapal tersebut.
Media pemerintah Iran mengutip otoritas kehakiman di provinsi Hormozgan selatan yang mengatakan bahwa kapal asing itu meninggalkan tempat kejadian setelah kecelakaan itu melanggar aturan dan peraturan maritim internasional.
Pemilik kapal Iran kemudian menghubungi otoritas angkatan laut dan menuntut penyitaan kapal berbendera Bahama melalui perintah pengadilan.(res)