(IslamToday ID)—China mengecam keras pembatasan ekspor pada peralatan pembuat chip yang mulai berlaku di Jepang pada hari Ahad (23/7/2023).
Dalam konferensi pers pada hari Senin (24/7/2023), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengklaim tindakan baru Jepang itu jelas diarahkan terhadap Beijing, dan mengatakan pemerintah China “sangat tidak puas.”
“Tiongkok mendesak pihak Jepang untuk memperhatikan kepentingan keseluruhan kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok-Jepang dan kepentingan jangka panjangnya sendiri serta menahan diri dari menyalahgunakan langkah-langkah pengendalian ekspor,” ungkap Mao, seperti dilansir dari RT, Senin (24/7/2023)
Menurut juru bicara itu, Beijing telah berulang kali memperingatkan Tokyo agar tidak memberlakukan langkah-langkah yang diduga melanggar aturan ekonomi dan perdagangan internasional.
Lebih lanjut, Jepang pertama kali mengumumkan pembatasan ekspor pada bulan Maret sebagai draf revisi Undang-Undang Valuta Asing dan Perdagangan Luar Negeri.
Setelah pembatasan mulai berlaku pada hari Ahad (23/7/2023), 23 item manufaktur chip kini memerlukan persetujuan pemerintah untuk ekspor.
Diantaranya adalah peralatan untuk pembersihan, pemeriksaan, dan litografi – teknologi penting dalam memproduksi chip mutakhir. Jepang tidak menyebut China secara khusus sebagai target utama pembatasan.
Langkah tersebut merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas yang diluncurkan oleh AS tahun lalu untuk membatasi akses China ke teknologi pembuatan chip canggih.
Oktober lalu, Washington meluncurkan serangkaian kontrol ekspor yang mencakup tindakan untuk menghentikan China dari chip semikonduktor tertentu yang dibuat dengan peralatan AS di mana pun di dunia.
Sejak itu, Washington telah mendorong negara-negara pembuat chip utama dan sekutunya seperti Belanda dan Jepang untuk mengikuti jejaknya dan memperkenalkan pembatasan ekspor mereka sendiri.
Pemerintah Belanda memperkenalkan kontrol ekspor pada bulan Juni, membatasi penjualan mesin pembuat chip canggih buatan Belanda ke China.
Sementara itu, analis China telah memperingatkan bahwa Beijing akan mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk melindungi kepentingannya sendiri.
Menurut surat kabar Global Times pada hari Ahad (23/7/2023) melaporkan bahwa China memiliki berbagai tindakan pencegahan yang dapat diberlakukan, termasuk potensi larangan ekspor bahan mentah strategis dan pembatasan pembuat chip asing.
Awal bulan ini, pemerintah China mengumumkan bahwa mulai Agustus, lisensi khusus akan diminta untuk mengekspor galium dan germanium, dua logam utama yang digunakan untuk membuat chip komputer.
China memproduksi sebagian besar pasokan global mereka. Selain semikonduktor, kedua logam tersebut digunakan dalam produk seperti panel surya.(res)