(IslamToday ID)—Rusia telah mengadakan pembicaraan pertahanan tingkat tinggi dengan Korea Utara saat Pyongyang sedang melakukan serangkaian uji coba rudal balistik yang bertujuan untuk memperingatkan Amerika Serikat (AS) yang mengirim kapal selam bersenjata nuklir ke pelabuhan Korea Selatan.
Ancaman dan bahkan peringatan nuklir telah meningkat di semenanjung itu, juga setelah beberapa latihan militer gabungan AS-Korea Selatan yang provokatif.
Rusia Bersiap Bantu Korea Utara
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu memimpin pembicaraan dengan timpalannya dari Korea Utara, Kang Sun-nam, di ibukota pada hari Rabu, sebuah pernyataan kementerian pertahanan dikonfirmasi, menjanjikan ‘kemitraan’ yang lebih dalam.
Shoigu menyatakan hubungan bilateral akan ditingkatkan di segala bidang. “Saya yakin pembicaraan hari ini akan berkontribusi untuk memperkuat kerja sama antara kementerian pertahanan kita,” katanya.
“Kunjungan kapal perang, kunjungan resmi pejabat tinggi pertahanan, pertukaran delegasi tingkat kerja, dan pelatihan personel semuanya berkontribusi untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea,” tambah Shoigu.
Delegasi Rusia juga akan menghadiri perayaan peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Korea di Pyongyang, yang menampilkan parade militer besar-besaran dan pameran rudal canggih.
Delegasi atau pejabat Rusia belum pernah mengunjungi Korea Utara sejak pandemi, ketika negara yang sudah sangat terisolasi itu menutup sepenuhnya perbatasannya untuk mencegah penyebaran.
Ada beberapa spekulasi saat ini bahwa Korea Utara mungkin telah mengubah kebijakannya, mengingat kunjungan kementerian pertahanan Rusia minggu ini.
Tampaknya demikian, juga mengingat China mengirimkan delegasi pejabat untuk mengamati acara peringatan:
Rusia dan China mengirim delegasi pemerintah ke Korea Utara minggu ini untuk acara yang menandai peringatan 70 tahun gencatan senjata yang menghentikan pertempuran dalam Perang Korea 1950-53.
Kunjungan tersebut menunjukkan Korea Utara semakin terbuka setelah bertahun-tahun isolasi pandemi dan ingin menunjukkan kemitraannya dengan negara sahabat dalam menghadapi ketegangan nuklir yang semakin gencar dilakukan Washington, Seoul dan Tokyo. [sya]