(IslamToday ID)— Strategi Intelijen Nasional (NIS) 2023 menyatakan bahwa Amerika Serikat memandang China sebagai satu-satunya pesaing yang mampu membentuk kembali tatanan internasional, sementara Rusia dianggap sebagai ancaman “segera dan berkelanjutan” di Eropa.
“RRC adalah satu-satunya pesaing AS yang memiliki niat untuk membentuk kembali tatanan internasional dan, semakin meningkat, kekuatan ekonomi, diplomatik, militer, dan teknologi untuk melakukannya,” ungkap dokumen strategi tersebut, seperti dilansir dari Sputniknews, Jumat (11/8/2023).
Dokuman tersebut mengatakan Rusia menimbulkan ancaman langsung dan berkelanjutan terhadap tatanan keamanan regional di Eropa dan Eurasia, serta merupakan sumber gangguan dan ketidakstabilan secara global.
“Namun, Moskow tidak memiliki kemampuan lintas spektrum dari RRC,” ungkapnya.
Strategi tersebut meminta komunitas intelijen AS (IC) untuk memperdalam dan memperluas keahliannya, berinvestasi dalam mengembangkan metode inovatif dan mengolah sumber baru.
Ia juga merekomendasikan bekerja untuk meningkatkan kerja sama dengan sekutu dan mitra asing, serta dengan sektor publik dan swasta, dalam memahami dan menangani risiko teknologi dan lainnya.
“IC akan meningkatkan kemampuannya untuk memberikan wawasan yang tepat waktu dan akurat tentang niat, kemampuan, dan tindakan pesaing dengan memperkuat kemampuan dalam keahlian bahasa, teknis, dan budaya, serta memanfaatkan sumber terbuka, ‘data besar,’ kecerdasan buatan, dan analitik lanjutan.”
“IC juga harus meningkatkan kemampuannya untuk memahami bagaimana negara-negara di setiap wilayah di dunia memandang, terlibat, dan berupaya menavigasi lanskap baru ini, dan menilai peluang mereka untuk meningkatkan hubungan strategis dengan Amerika Serikat,” ungkap strategi tersebut.
Strategi tersebut menetapkan enam tujuan utama untuk komunitas intelijen AS, di antaranya merekrut dan mengembangkan tenaga kerja berbakat, memposisikan diri untuk mengintensifkan persaingan strategis, mendiversifikasi, dan memperkuat kemitraan.(res)