(IslamToday ID)—Kantor Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak tampaknya telah melupakan referendum Brexit 2016 yang menyebabkan penarikan negaranya dari Uni Eropa.
Dia melalui akun resmi X (sebelumnya Twitter) mengklaim pada hari Kamis (10/8/2023) dalam sebuah pesan yang menggembar-gemborkan investasi Inggris dalam kecerdasan buatan (AI) bahwa negara tersebut adalah rumah bagi perusahaan AI dua kali lebih banyak daripada negara Uni Eropa lainnya.
Unggahan itu dihapus dan diganti kurang dari satu jam kemudian dengan grafik yang telah direvisi mengatakan, “perusahaan AI dua kali lebih banyak daripada negara UE mana pun.”
Ironisnya, Sunak mendukung referendum Brexit sebagai anggota parlemen Partai Konservatif pada tahun 2016.
“Saya melihatnya sebagai kesempatan sekali dalam satu generasi bagi negara kita untuk mengambil kembali kendali atas takdirnya,” ungkap Sunak, seperti dilansir dari RT, Jumat (11/8/2023).
Awal tahun ini, Sunak mencapai kesepakatan dengan UE untuk memudahkan aliran barang-barang Inggris ke Irlandia Utara, sebuah kesepakatan yang dikecam oleh mantan perdana menteri Boris Johnson karena memungkinkan blok tersebut untuk mempertahankan kendali atas perdagangan di negara tersebut.
Kekeliruan hari Kamis menimbulkan tawa dan teori konspirasi di media sosial.
Pengamat seperti profesor Inggris Jill Belch dan pengusaha Peter Thompson menyatakan bahwa kesalahan Brexit mungkin merupakan “angan-angan” atau “kekeliruan Freudian”.
Jika Sunak menyesal mendukung Brexit, dia tidak akan sendirian. Jajak pendapat YouGov yang dirilis bulan lalu menunjukkan bahwa 57% orang dewasa Inggris percaya bahwa keputusan untuk meninggalkan UE adalah sebuah kesalahan.
Mayoritas tipis, 51%, mengatakan mereka mendukung untuk bergabung kembali dengan blok tersebut.
Satu dari lima responden yang mengklaim telah memilih Brexit pada tahun 2016 mengatakan mereka akan memilih untuk tetap berada di UE jika mereka melakukannya lagi.(res)