(IslamToday ID)—Wakil Presiden Taiwan, William Lai, sedang melakukan perjalanan ke Paraguay untuk menghadiri pelantikan presiden baru negara tersebut dan juga akan singgah di New York pada tanggal 12 Agustus.
Kunjungan Taiwan tersebut telah dikecam oleh China.
“Taiwan tidak akan merasa takut atau mundur menghadapi ancaman,” ungkap William Lai.
Untuk diketahui, William Lai merupakan salah satu kandidat utama untuk menjadi presiden Taiwan berikutnya dalam pemilihan Januari.
Paraguay adalah salah satu dari hanya 13 negara yang menjaga hubungan resmi dengan pulau yang diklaim oleh China ini.
Di sisi lain, Taiwan maupun Amerika Serikat sama-sama menjelaskan bahwa singgah di berbagai kota AS, termasuk di San Francisco saat kembali, adalah agenda rutin.
Namun, China telah mengkecam hal tersebut dan menyebut Lai sebagai “pembuat masalah” yang menginginkan pemisahan.
Lai mengatakan dalam jamuan makan siang bersama para pendukungnya di New York pada hari Ahad (13/8/2023) bahwa “jika Taiwan aman, dunia juga aman, jika Selat Taiwan damai, maka dunia pun damai,” sesuai dengan kantor kepresidenan Taiwan.
“Tidak peduli seberapa besar ancaman otoritarianisme terhadap Taiwan, kita pasti tidak akan merasa takut atau tunduk, kita akan mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan,” ujarnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Senin (14/8/2023).
China menganggap Taiwan sebagai isu diplomatik yang paling penting, dan hal ini terus menjadi sumber friksi antara Beijing dan Washington.
Bersedia untuk Berbicara China memiliki ketidaksetujuan khusus terhadap Lai, yang sebelumnya telah menggambarkan dirinya sebagai “pekerja praktis untuk kemerdekaan Taiwan”, suatu garis merah bagi Beijing yang tidak pernah menarik kembali penggunaan kekuatan untuk menguasai pulau tersebut.
Lai, yang telah berjanji untuk menjaga perdamaian dan status quo, mengulangi di New York bahwa dalam prinsip dasar martabat dan kesetaraan.
Lebih lanjut, dia “sangat bersedia” untuk berbicara dengan China dan mencari perdamaian serta stabilitas.
Namun Lai mengatakan dia akan melindungi kedaulatan Taiwan, bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat menentukan masa depan mereka, dan bahwa Republik Tiongkok (Taiwan) dan Republik Rakyat Tiongkok “tidak tunduk satu sama lain”.
Baik Taipei maupun Washington berupaya agar singgah di AS ini berjalan dengan rendah hati, dan telah mengimbau China untuk tidak mengambil tindakan provokatif sebagai tanggapan.(res)