(IslamToday ID)—Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan anggaran pertahanan Taipei sebesar 4,6% tahun depan, yang akan menjadi tahun ketujuh berturut-turut pertumbuhan pengeluaran militer pulau itu.
Jika disetujui oleh parlemen, keseluruhan anggaran pertahanan akan mencapai $19 miliar yaitu 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Taiwan.
Ketika mengusulkan kenaikan pengeluaran militer pulau itu, Tsai mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “Taiwan harus terus memperkuat kemampuan pertahanan dirinya, menunjukkan tekadnya untuk membela diri, memastikan keamanan dan kepentingan nasionalnya, dan mencari lebih banyak dukungan internasional.”
Pernyataan itu muncul beberapa hari setelah angkatan udara dan angkatan laut Tiongkok melakukan patroli dan latihan bersama di sekitar Taiwan.
Menurut Shi Yi, juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA), militer berlatih mengoordinasikan manuver kapal dan pesawat serta mencegat komunikasi kontrol, selain menguji kemampuan tempur nyata selama operasi gabungan.
“Ini adalah peringatan serius bagi kekuatan separatis di pulau itu yang berkolusi dengan pasukan asing untuk tujuan provokasi,” ungkap Shi, seperti dilansir dari Sputniknews, Selasa (22/8/2023).
Hal ini terjadi setelah Wakil Presiden Taiwan dan calon presiden Lai Ching-te mengakhiri perjalanannya ke Paraguay, di mana ia melakukan transit di New York dan San Francisco, sesuatu yang dikutuk oleh Beijing.
Beijing sebelumnya berjanji untuk mendorong proses “penyatuan kembali secara damai” dengan pulau tersebut.
Untuk diketahui, China masih menganggap Taiwan sebagai bagian penting dari Tiongkok dan menentang kontak resmi apa pun antara pulau itu dan negara-negara lain,
Presiden Tiongkok Xi Jinping berjanji bahwa negaranya akan fokus pada “pembangunan hubungan damai di kedua sisi Selat Taiwan” dan akan menolak campur tangan pihak luar dan separatisme.
Dia sebelumnya meyakinkan bahwa Beijing “dengan tegas menganut kebijakan luar negeri yang independen dan damai.”
Ketegangan meningkat setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau itu pada awal Agustus 2022.
Beijing mengutuk perjalanan tersebut, menyebutnya sebagai isyarat dukungan terhadap separatisme, dan mengadakan latihan militer skala besar di dekat Taiwan sebagai tindakan pembalasan.(res)