(IslamToday ID)—Dalam pidato pada KTT tahunan para pemimpin negara-negara BRICS pada hari Rabu (23/8/2023), perdana menteri India, Narendra Modi, mendorong pendirian konsorsium penjelajahan luar angkasa multinasional baru.
Usulannya ini diajukan hanya beberapa jam sebelum prob lunar India berhasil mendarat secara historis di kutub selatan bulan.
“Kita sudah bekerja pada konstelasi satelit BRICS. Melangkah lebih jauh, kita bisa mempertimbangkan pembuatan konsorsium penjelajahan luar angkasa BRICS. Dalam kerangka ini, kita bisa bekerja untuk kebaikan global di bidang penelitian luar angkasa (dan) pemantauan cuaca,” ujar Modi, seperti dilansir dari RT, Rabu (23/8/2023).
Negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) tahun lalu membentuk komite bersama tentang kerjasama luar angkasa untuk memungkinkan konstelasi satelit penginderaan jauh kelima negara ini berbagi data. Inisiatif tersebut awalnya diusulkan oleh China pada tahun 2015.
Konstelasi ini terdiri dari satelit-satelit BRICS yang sudah ada, termasuk Gaofen-6 dan satelit ZY-3 02 dari China, Canopus lima-satelit dari Rusia, satelit ZY 2 dan 2A dari India, dan Satelit Sumber Daya Bumi China-Brasil 04 yang dikembangkan secara bersama.
Data satelit konstelasi ini dapat diakses melalui stasiun darat yang terletak di Sanya, China, Cuiaba, Brasil, Wilayah Moskow, Rusia, Shadnagar-Hyderabad, India, dan Hartbeeshawk, Afrika Selatan.
Bulan lalu, Rusia mengusulkan pembuatan modul khusus yang didedikasikan untuk negara-negara BRICS di Stasiun Orbital Rusia (ROS), yang diperkirakan diluncurkan pada tahun 2027.
Hal ini dapat memungkinkan negara-negara BRICS untuk melaksanakan program luar angkasa nasional masing-masing dalam orbit Bumi yang dekat dengan stasiun tersebut.
“Saya ingin mengusulkan agar mitra-mitra kita di BRICS mempertimbangkan peluang untuk berpartisipasi dalam proyek ini dan membuat modul lengkap melalui upaya bersama, yang akan memungkinkan negara-negara BRICS, sebagai bagian dari proyek ROS, untuk menggunakan peluang yang ditawarkan oleh orbit Bumi yang rendah dari ROS untuk melaksanakan program luar angkasa nasional masing-masing,” ungkap direktur jenderal agensi antariksa Rusia, Roscosmos, Yury Borisov.
Pada KTT Johannesburg pekan ini, Narendra Modi juga mengusulkan kerjasama dalam pendidikan, pengembangan keterampilan, dan teknologi.
Selain itu, dia juga mengusulkan “pemetaan keterampilan” untuk mengidentifikasi kekuatan masing-masing negara anggota BRICS.
“Untuk menjadikan BRICS sebagai organisasi yang siap menghadapi masa depan, kita harus menjadikan masyarakat kita siap menghadapi masa depan. Teknologi akan memainkan peran penting dalam hal ini,” catat Modi.
Dia juga mengusulkan upaya lintas negara dalam perlindungan semua spesies kucing besar di bawah Aliansi Kucing Besar Internasional, dan untuk pembentukan repositori obat tradisional, karena setiap negara anggota BRICS memiliki ekosistem obat tradisionalnya sendiri.
Menggarisbawahi “dukungan penuh” India terhadap perluasan BRICS, pemimpin India tersebut memuji masa jabatan Afrika Selatan atas memberikan pentingnya kepada negara-negara Global Selatan.
Dia mengulangi bahwa New Delhi juga memberikan prioritas tertinggi pada topik ini dalam masa kepemimpinan Grup Dua Puluh (G20).
“Ini bukan hanya harapan untuk saat ini, tetapi juga kebutuhan,” ujar Modi.
Dia menekankan bahwa India telah mengusulkan memberikan keanggotaan tetap G20 kepada Uni Afrika, dan mengungkapkan harapannya untuk BRICS.(res)