(IslamToday ID)—Kekuatan minyak Teluk, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah secara resmi menjadi anggota baru BRICS, hal ini menandai ekspansi pertama blok tersebut.
“Keanggotaan ini akan berlaku mulai 1 Januari 2024,” kata Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, seraya menambahkan bahwa Argentina, Mesir, Ethiopia, dan Iran juga akan bergabung pada tahun depan.
Presiden Tiongkok Xi Jinping memuji ekspansi ini sebagai hal yang “bersejarah”. Dia mengatakan hal ini akan “menyuntikkan dorongan baru ke dalam mekanisme kerja sama BRICS dan semakin memperkuat kekuatan perdamaian dan pembangunan dunia.”
Presiden Putin juga mengucapkan selamat kepada mereka yang akan segera menjadi anggota baru, dengan mengatakan melalui pesan video, “Saya ingin mengucapkan selamat kepada anggota baru yang akan bekerja dalam format skala penuh tahun depan.”
“Dan saya ingin meyakinkan semua kolega kami bahwa kami akan melanjutkan pekerjaan yang kami mulai hari ini untuk memperluas pengaruh BRICS di dunia,” tambah pemimpin Rusia tersebut. Perdana Menteri India Narendra Modi juga memuji ekspansi yang menurutnya akan memperkuat blok tersebut.
Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan, “hubungan khusus dan strategis dengan negara-negara BRICS mengedepankan prinsip-prinsip umum, yang paling penting adalah keyakinan kuat pada prinsip penghormatan terhadap kedaulatan, independensi, dan tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri.”
Dia bersumpah sebelum konferensi BRICS pada hari Kamis bahwa kerajaan tersebut akan menjadi “penyedia energi yang aman dan andal,” dan mencatat bahwa total perdagangan bilateral antara Riyadh dan negara-negara BRICS melebihi $160 miliar pada tahun 2022, kata menteri luar negeri Saudi.
Didirikan pada tahun 2009, negara-negara BRICS mewakili sekitar 40% populasi dunia dan secara signifikan mewakili seperempat PDB dunia. Dan kini dengan bergabungnya Arab Saudi, UEA, dan Iran, blok tersebut akan memiliki tiga produsen minyak terbesar di dunia.
Adapun pernyataan Iran mengenai masuknya mereka ke dalam blok tersebut:
Mohammad Jamshidi, wakil politik Presiden Iran Ebrahim Raisi, menyebut keputusan BRICS untuk menambahkan negaranya sebagai “langkah bersejarah”.
“Kemenangan strategis bagi kebijakan luar negeri Iran,” tulis Jamshidi di X (Dahulu disebut Twitter).
Dalam pidato virtual Putin sehari sebelumnya, dia menekankan bahwa de-dolarisasi “mendapatkan momentum”. Dia mengatakan surutnya sentralitas global dolar adalah proses yang “objektif dan tidak dapat diubah”.
BRICS Akan Segera Melampaui G7 Buatan Barat
Sebagaimana diamati oleh Statista dalam analisis baru-baru ini, Meskipun ketiga negara tersebut gagal mencapai target yang diharapkan, akan tetapi ini akan memperkuat BRICS yang sebelumnya telah melampaui G7 dalam hal PDB gabungan mereka pada tahun 2020.
Hal ini jika diukur pada paritas daya beli, yaitu disesuaikan dengan perbedaan dalam pembelian, enurut IMF, blok tersebut secara kolektif akan menyumbang 32,1 persen PDB global pada tahun ini. Angka tersebut naik dari hanya 16,9 persen pada tahun 1995 dan lebih besar dari pangsa G7 yang sebesar 29,9 persen.
Kebangkitan negara-negara BRICS, meskipun bukannya tanpa tantangan dan kesenjangan di dalam kelompok tersebut, telah meningkatkan seruan terhadap tata kelola global yang lebih inklusif dan representatif, sehingga memperkuat perlawanan terhadap kebijakan-kebijakan G7 yang tidak adil. [sya]