(IslamToday ID)—Singapura siap menerima PM non-Tiongkok, kata calon presiden Singapura yang berketurunan India, Tharman.
Warga Singapura keturunan Tionghoa, Tan Kin Lian dan Ng Kok Song, juga ikut serta dalam pemilihan presiden pada tanggal 1 September 2023.
Calon presiden Tharman Shanmugaratnam menyebutnya sebagai penanda kemajuan masyarakat di negara yang didominasi oleh penduduk keturunan Tionghoa.
Ras adalah sebuah faktor dalam politik di mana pun, katanya pada hari Jumat, mengutip mantan presiden AS Barack Obama, yang telah berbicara dan menulis tentang hal tersebut.
Namun, masyarakat Singapura saat ini, tidak seperti 40 atau 50 tahun yang lalu, mempertimbangkan semua faktor dan bukan hanya ras, kata Thaman, 66 tahun, warga Singapura asal India.
“Mereka memandang masyarakat secara totalitas… Singapura siap kapan saja. Jika muncul seseorang yang merupakan calon perdana menteri yang unggul, orang tersebut dapat diangkat menjadi perdana menteri. Saya yakin mereka bisa,” katanya d
Perlu diketahui, orang Tionghoa merupakan 75 persen dari populasi multi-ras di Singapura dan diperkirakan 13,5 persen adalah orang Melayu dan sekitar sembilan persen adalah orang India.
Survey Membuktikan Kebebasan Politik Mulai Tumbuh di Singapura
Masyarakat Singapura menjadi lebih terbuka terhadap gagasan untuk memilih pemimpin tertinggi yang bukan warga Tiongkok, berdasarkan survei yang dilakukan oleh CNA dan Institute of Policy Studies (IPS).
Dalam survei CNA-IPS edisi kedua mengenai hubungan ras, sebagian besar responden mengatakan mereka dapat menerima warga Singapura-Melayu (69,6 persen) atau Singapura-India (70,5 persen) sebagai Perdana Menteri.
Dalam laporan setebal 255 halaman tersebut, para peneliti berpendapat bahwa kenaikan yang lebih besar ini bisa jadi merupakan hasil dari tindakan Presiden Halimah Yacob, yang merupakan seorang Melayu, yang menghilangkan “prasangka sebelumnya yang engatakan bahwa orang Melayu tidak cocok untuk menduduki jabatan tertinggi di negara tersebut”. [sya]