(IslamToday ID)—Komite Kebijakan Luar Negeri Parlemen Inggris telah menggambarkan Taiwan sebagai negara independen, dengan nama Republik China (ROC).
Hal ini dianggap sebagai penghinaan oleh Pemerintah China.
Komentar tersebut muncul dalam dokumen resmi parlemen tepat saat Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, melakukan perjalanan ke China.
Lebih lanjut, komentar mengenai Taiwan disertakan dalam laporan tentang strategi Indo-Pasifik Inggris yang diterbitkan pada hari Rabu (30/8/2023).
Ketua komite, Alicia Kearns, mengatakan kepada Politico bahwa ini adalah kali pertama dalam sejarah bahwa para anggota parlemen Inggris secara terbuka mendukung klaim kemerdekaan Taiwan dalam sebuah dokumen resmi.
“Kami mengakui posisi China, tetapi kami… tidak menerimanya,” ungkap Kearns, seperti dilansir dari RT, Rabu (30/8/2023).
Dia menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri Cleverly seharusnya “tegas dan vokal mendukung Taiwan.”
Sementara itu, Cleverly tiba di China pada hari Rabu (30/8/2023) untuk kunjungan yang sudah lama diharapkan guna memperbaiki retak diplomatik antara kedua negara tersebut.
Dia adalah pejabat Inggris dengan peringkat tertinggi yang berkunjung ke Beijing dalam lima tahun terakhir, dan dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dan Wakil Presiden Han Zheng.
“Kami memiliki pandangan jelas tentang area di mana kami memiliki perbedaan mendasar dengan China dan kami mengangkat isu-isu tersebut saat kami bertemu,” ungkap Cleverly kepada para jurnalis sebelum perjalanan.
“Namun saya pikir penting juga untuk mengakui bahwa kita harus memiliki hubungan kerja yang pragmatis dan masuk akal dengan China karena masalah-masalah yang memengaruhi kita semua di seluruh dunia.”
Untuk diketahui, Taiwan berfungsi sebagai tempat perlindungan terakhir bagi pasukan nasionalis China pada tahun 1940-an selama perang saudara.
Sebagian besar negara di dunia telah beralih dari pengakuan diplomatik dari Taipei ke Beijing.
Baik pihak Taiwan maupun China tidak mengakui kedaulatan satu sama lain.
Pemerintah China mengatakan bahwa mereka mencari rekonsiliasi dan reintegrasi damai Taiwan.
Namun, mereka telah memperingatkan bahwa akan menggunakan kekuatan jika pemerintahan Taiwan menyatakan kemerdekaan.
Dalam wawancara dengan Politico, Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa mereka mendesak anggota parlemen Inggris “untuk mematuhi prinsip ‘One China’… dan menghentikan pengiriman sinyal yang salah kepada kekuatan separatis pro-kemerdekaan Taiwan.”
Laporan parlemen menyatakan bahwa “kebijakan ‘One China’ Inggris tidak sama dengan prinsip ‘One China’ China,” dan hanya mengakui posisi Beijing.
Para pejabat Inggris seharusnya menghindari “berbicara sembarangan atau bertindak terlalu berhati-hati” mengenai Taiwan, kata para legislator.(res)