(IslamToday ID)—Seorang pejabat dari Republik Turki Siprus Utara (TRNC) mengatakan bahwa jumlah serangan terhadap masjid di Administrasi Siprus Yunani secara drastis meningkat.
Dalam wawancara bersama Anadolu Agency, Ibrahim Benter, direktur utama Administrasi Yayasan Siprus (EVKAF), mengevaluasi serangan terbaru terhadap masjid-masjid di wilayah tersebut.
“Serangan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan menimbulkan bahaya,” ungkap Benter, sepertu dilansir dari AA, Kamis (31/8/2023).
Dia menggambarkan insiden pada Sabtu (26/8/2023) lalu sebagai “sangat serius” karena pelaku mencoba membakar masjid dengan menggunakan zat mudah terbakar.
Dia juga menjelaskan bhawa tragedi besar berhasil dihindari karena masjid kosong pada saat itu.
Lebih lanjut, dia meminta otoritas untuk mengambil langkah-langkah melawan serangan terhadap masjid-masjid dan artefak Turki-Islam di kota-kota di Administrasi Siprus Yunani.
Benter mencatat bahwa ada banyak gereja di TRNC dan bahwa dalam 452 tahun sejak penaklukan Siprus oleh Kesultanan Utsmaniyah, tidak pernah ada serangan terhadap gereja-gereja tersebut di seluruh pulau, termasuk oleh orang Turki.
Toleransi oleh Administrasi Siprus Yunani
Mengacu pada banyaknya serangan terhadap masjid-masjid dan monumen bersejarah di Administrasi Siprus Yunani dalam beberapa tahun terakhir, Benter mengatakan “kami belum diberi tahu tentang penangkapan atau hukuman bagi para pelaku hingga saat ini.”
“Administrasi di selatan mentoleransi serangan-serangan tersebut. Toleransi ini oleh administrasi meningkatkan keberanian para pelaku serangan dan menyebabkan perasaan bahwa tidak ada risiko dalam menyerang tempat-tempat suci.”
“Jika para pelaku tahu bahwa mereka akan dihukum dengan tegas, maka akan ada hambatan jika mereka (otoritas) memberlakukan hukuman yang berat untuk serangan-serangan semacam itu,” tambahnya.
Benter menekankan bahwa serangan terhadap tempat-tempat ibadah dan monumen bersejarah adalah tindakan kriminal, dan serangan-serangan ini, yang sering kali dilakukan dengan bahan mudah terbakar, menimbulkan bahaya besar bagi orang-orang yang berada di tempat-tempat tersebut.
Diketahui Kesultanan Utsmaniyah tidak ikut campur dalam agama-agama orang Yunani, Armenia, Maronit, dan minoritas lain setelah mengambil alih Siprus pada tahun 1571.
Lebih lanjut, dia mencatat bahwa administrasi Utsmaniyah menunjukkan toleransi terhadap non-Muslim dan mengakui hak mereka atas properti pribadi.
Selain itu, dia menunjukkan bahwa serangan terhadap tempat-tempat suci merusak perdamaian antar-komunitas.
Lebih dari 20 Serangan dalam 10 Tahun
Menurut catatan EVKAF dan Kementerian Luar Negeri TRNC, lebih dari 20 serangan terhadap masjid dilakukan dalam 10 tahun terakhir di kota-kota yang dikuasai oleh Administrasi Siprus Yunani.
Dari tahun 2012 hingga 2023, ada lima serangan, termasuk pembakaran, terhadap Masjid Koprulu Haci Ibrahim Aga di kota Limassol, di mana koktail Molotov dilemparkan pada Sabtu lalu.
Tiga dari serangan tersebut dilakukan dalam tiga tahun terakhir. Ada dua serangan dan upaya pembakaran terhadap masjid yang terletak di desa Denya dalam Administrasi Siprus Yunani dalam 10 tahun terakhir.
Masjid Denya diserang pada tahun 2013 ketika sedang direnovasi dengan dana Program Pembangunan PBB.
Masjid yang sama diserang pada tahun 2016 ketika tiga koktail Molotov dilemparkan padanya.
Batu nisan juga dihancurkan di pemakaman Ottoman/Turki di kota Larnaca dan sampah dibuang di sana.
Para pelaku melemparkan koktail Molotov ke halaman Masjid Tuzla di Larnaca pada tahun 2020, menggantungkan bendera Byzantium di dinding masjid, dan menulis slogan-slogan anti-Islam.
Pada tahun 2021, upaya dilakukan untuk membakar Masjid Agung Larnaca. Slogan-slogan anti-Islam ditulis di dinding masjid, yang terletak di desa Yalova, dan bendera Yunani dicat.
Pada awal tahun ini, otoritas Siprus Yunani memberikan izin untuk membangun sebuah taverna di taman masjid Hala Sultan Tekke.
Karena Presiden TRNC ikut campur tangan dan reaksi dari masyarakat, orang Yunani mengurungkan inisiatif ini dan mengubah izin taverna menjadi izin kafe. (res)