(IslamToday ID)—Seorang pria Kanada yang terinspirasi oleh keyakinan nasionalisme putih bertindak dengan sengaja dan telah merencanakan dengan matang menabrakkan truk pikapnya ke sebuah keluarga Muslim.
Jaksa penuntut pada pembukaan persidangan tersebut mengatakan bahwa pria membunuh empat orang dalam serangan ‘teroris’.
Jaksa federal Sarah Shaikh mengatakan dalam pernyataan pembukaan pada hari Senin (11/9/2023) bahwa Nathaniel Veltman, 22 tahun, merencanakan serangan tersebut selama tiga bulan sebelum mengemudikan truk Dodge Ram-nya secara langsung ke arah keluarga Muslim tersebut.
Veltman diduga sengaja menabrak lima anggota keluarga Afzaal dengan truknya ketika mereka sedang berjalan-jalan di London, Ontario, pada malam tanggal 6 Juni 2021.
Salman Afzaal, 46 tahun, istrinya Madiha Salman yang berusia 44 tahun, putri mereka Yumna yang berusia 15 tahun, dan nenek mereka yang berusia 74 tahun, Talat Afzaal, tewas dalam serangan tersebut.
Putra berusia sembilan tahun pasangan tersebut mengalami luka serius namun selamat.
Veltman telah menyatakan tidak bersalah atas empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu tuduhan percobaan pembunuhan dalam kasus ini, yang merupakan kali pertama argumen motif terorisme terkait supremasi kulit putih akan didengar di pengadilan Kanada.
Dalam pernyataan pembukaannya, Shaikh mengatakan bahwa Veltman mengemudikan truknya menghasilkan awan debu saat kendaraan tersebut melintasi tepi trotoar dan menabrak korban-korban.
Shaikh juga menyebutkan bahwa Veltman mengatakan niat polistisnya kepada detektif setelah ditangkap.
Dia meninggalkan rumahnya dan mencari Muslim untuk dibunuh, lalu dia menggunakan truk untuk menyerang Muslim.
Serangan terhadap keluarga Afzaal mengguncang dan membuat bersedih serta menimbulkan ketakutan di seluruh Kanada.
Lebih lanjut, serangan tersebut memicu seruan terus-menerus untuk mengatasi Islamofobia.
Sementara itu, Veltman ditangkap di mal terdekat, mengenakan baju besi dan helm, setelah serangan tersebut.
Menurut jaksa penuntut, ia terdengar di latar belakang panggilan 911 mengaku, ‘Itu aku yang menabrak mereka… Aku melakukannya dengan sengaja.’
“Ketika sedang diborgol, ia juga memberi tahu polisi bahwa ia ingin ‘mengirim pesan yang kuat’ melawan imigrasi Muslim,” ungkap Shaikh, seperti dilansir dari Al Jazeera, Selasa (12/9/2023).
Bukti yang dikumpulkan oleh polisi termasuk tulisan-tulisan yang memuji nasionalisme putih dan menentang imigrasi massal.
Beberapa pisau dan senapan angin juga disita dari truk pelaku. Perdana Menteri Justin Trudeau menyebut pembunuhan itu sebagai ‘serangan teror, yang dipicu oleh kebencian.’
Pembunuhan tiga generasi keluarga Afzaal tersebut adalah serangan anti-Muslim paling mematikan di Kanada sejak penembakan di sebuah masjid di Kota Quebec pada tahun 2017 yang menewaskan enam orang. Pelaku penembakan tersebut tidak dijerat dengan tuduhan terorisme.(res)