(IslamToday ID)—Bahasa Mandarin telah menjadi alat penting untuk memperkuat hubungan dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Saat hubungan Tiongkok dengan Amerika Serikat terus memburuk, Beijing mencoba mempererat hubungannya dengan sekutu di Timur Tengah.
Bulan lalu, Arab Saudi membuat pelajaran Mandarin wajib diajarkan kepada siswa kelas menengah di sekolah-sekolah menengah umum dan swasta, seperti yang dilaporkan oleh portal berita Saudi Gazette.
Ini berarti siswa yang datang untuk tahun ajaran baru, yang dimulai pada tanggal 13 Agustus, harus belajar bahasa Mandarin.
Untuk memulainya, siswa kelas kedua di Arab Saudi akan mengambil pelajaran Mandarin dua kali seminggu, dengan bantuan fasilitator yang berbicara dalam bahasa Mandarin.
Keputusan ini datang setelah kesepakatan yang ditandatangani oleh Pangeran Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, dengan otoritas Tiongkok pada tahun 2019 untuk mempromosikan penggunaan bahasa Mandarin di kerajaan kaya minyak tersebut.
Tiongkok adalah pembeli minyak terbesar Arab Saudi, sementara negara Arab tersebut, yang merupakan kekuatan ekonomi di Timur Tengah, sangat bergantung pada hubungan perdagangan yang semakin berkembang dengan Beijing karena berusaha untuk mendiversifikasi ekonomi jauh dari sektor minyak.
Bahasa Mandarin Tionghoa digunakan oleh lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia. Ini dianggap sebagai bahasa masa depan, terutama karena posisi Tiongkok dalam ekonomi global.
Arab Saudi bukanlah satu-satunya negara yang memasukkan bahasa ini dalam kurikulum sekolahnya.
Seiring dengan meningkatnya perang dagang dan teknologi antara AS dan Tiongkok, beberapa negara, termasuk beberapa di Eropa, enggan memfasilitasi pusat bahasa Mandarin yang didanai oleh negara.
Tidak mengherankan jika Tiongkok telah beralih fokus untuk memperkuat hubungannya dengan mitra di Timur Tengah.
Di Uni Emirat Arab, Mandarin telah diperkenalkan sebagai bahasa ketiga setelah bahasa Arab dan bahasa Inggris di sekolah-sekolah umum.
Pada tahun 2020, Mesir memperkenalkan program yang memungkinkan siswa sekolah dasar dan menengah memilih Mandarin sebagai bahasa asing kedua untuk mata pelajaran pilihan mereka.
Iran juga telah mengenalkan undang-undang yang memungkinkan pengajaran bahasa Tionghoa di sekolah menengah dan atas.(res)