(IslamToday ID)—Para pejabat pemerintah Inggris adakan pembicaraan diplomatik rahasia dengan perwakilan Kremlin mengenai langkah-langkah keamanan internasional selama konflik di Ukraina.
Dialog tersebut berlangsung di kota-kota seperti Wina dan New York selama 18 bulan terakhir, dan membahas isu-isu seperti kekurangan biji-bijian dan keamanan nuklir, menurut laporan tersebut.
Namun, menemukan solusi diplomatik untuk konflik di Ukraina tidak dibahas, kata surat kabar tersebut, mengutip seorang pejabat Inggris yang tidak disebutkan namanya.
“Kami telah melakukan kontak dan kami merasa sangat penting untuk mempertahankan dialog terbuka selama perang di Ukraina,” ungkap seorang diplomat senior Inggris yang tidak disebutkan namanya kepada The i.
“Kami sama sekali tidak membagi-bagi wilayah negara ini atau membuat kesepakatan damai atas nama siapapun, tetapi sangat penting untuk menjaga agar jalur kontak tetap terbuka,” ujarnya, seperti dilansir dari RT, Sabtu (23/9/2023).
Untuk diketahui, harga biji-bijian telah melonjak sejak Moskow menarik diri dari Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam 2022 pada bulan Juli.
Langlah tersebut merupakan kesepakatan yang memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian dari pelabuhan-pelabuhannya ke negara-negara di Asia, Timur Tengah, dan Afrika sebagai imbalan atas pencabutan sanksi-sanksi Barat yang mencegah ekspor pertanian Rusia.
Namun, Moskow bersikeras bahwa Barat terus membuat Rusia tidak bisa mengirim makanan dan pupuk.
Laporan media tersebut juga mengatakan bahwa para pejabat Inggris juga meminta jaminan atas keamanan nuklir selama konflik pada hal-hal termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye, di tengah kekhawatiran akan potensi bencana radiasi.
Diplomat Inggris mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa Inggris memiliki “posisi strategis yang jelas” mengenai aksi militer Moskow di Ukraina, dan bahwa ini adalah “salah satu dari beberapa subjek” di mana Inggris berada dalam posisi yang sama dengan NATO dan sekutu-sekutu lainnya.
Oleh karena itu, akan menjadi “sangat aneh” jika para diplomat Inggris diberi wewenang untuk mencoba menegosiasikan gencatan senjata.
Seorang juru bicara Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Inggris (FCDO) mengkonfirmasi kepada The i bahwa diskusi dengan para pejabat Rusia hanya dilakukan jika “benar-benar diperlukan”, tetapi menekankan bahwa bukan posisi Inggris untuk membuat keputusan atas nama Kiev.
“Ini adalah hak Ukraina, dan pemerintah Ukraina untuk menentukan posisinya dalam negosiasi apa pun,” ungkap juru bicara tersebut.
“Sama seperti halnya bagi Ukraina untuk menentukan masa depannya yang bebas dan demokratis.”
Pada bulan Juli, dilaporkan oleh NBC News bahwa sekelompok mantan pejabat senior keamanan nasional AS telah mengadakan diskusi dengan tokoh-tokoh terkemuka Rusia, termasuk Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
Pertemuan-pertemuan tersebut dimaksudkan untuk membentuk dasar metode-metode dalam mengakhiri konflik Ukraina.
Pada hari Sabtu (23/9/2023), perwakilan tetap Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, mengatakan kepada para wartawan bahwa Moskow telah mengadakan diskusi-diskusi informal dengan beberapa “rekan-rekan kami di Eropa,” di mana isu-isu seperti kehidupan, berbagai macam urusan, dan politik didiskusikan.(res)