(IslamToday ID)—Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa ratifikasi Ankara terhadap upaya Swedia bergantung pada apakah administrasi Presiden AS Joe Biden memenuhi janjinya untuk menyetujui penjualan pesawat tempur F-16 kepada Turki.
“Parlemen Turki akan memiliki kata terakhir tentang keanggotaan NATO Swedia,” ungkap Erdogan, seperti dilansir dari RT, Selasa (26/9/2023).
“Jika mereka (Washington) memenuhi janji mereka, parlemen kami juga akan memenuhi janjinya.”
Pada tahun 2019, Washington mengeluarkan Turki dari program pembelian pesawat tempur F-35 karena Turki membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia.
Sebagai gantinya, Ankara meminta pembelian senilai $20 miliar yang akan mencakup pesawat tempur F-16 baru, yang dibuat oleh Lockheed Martin, serta sekitar 80 set pembaruan untuk pesawat perang yang sudah ada.
Pada bulan Juli, administrasi Presiden AS Joe Biden berjanji akan mendorong penjualan F-16, setelah Ankara setuju untuk tidak menghalangi keanggotaan Swedia di NATO.
Namun, sekelompok anggota Kongres AS, termasuk mantan ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat yang terlibat dalam skandal, Bob Menendez, mengancam akan memblokir kesepakatan pesawat tersebut.
“Salah satu masalah terpenting kami terkait dengan F-16 adalah aktivitas Senator AS Bob Menendez yang melawan negara kami,” klaim Erdogan pada hari Senin (25/9/2023).
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa “kepergian Menendez memberi kami keuntungan tetapi masalah F-16 bukanlah masalah yang hanya bergantung pada Menendez.”
Menendez dituduh pekan lalu dalam sebuah kasus federal atas hubungannya yang diduga korup dengan menerima suap untuk kepentingan negara asing.
Meskipun dia dipaksa mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua komite, pejabat tersebut mengklaim tidak bersalah dan menolak untuk mengundurkan diri dari Kongres AS.
Swedia dan negara tetangganya, Finlandia, mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022, setelah dimulainya konflik di Ukraina. Namun, sementara Helsinki menjadi anggota blok militer yang dipimpin oleh AS pada bulan April, upaya Stockholm tetap terhenti karena ketidaksetujuan Hungaria dan Turki.
Erdogan telah menggunakan hak vetonya selama beberapa bulan, dengan alasan bahwa Swedia tidak cukup melakukan ekstradisi terhadap orang-orang yang terkait dengan kelompok-kelompok Kurdi yang Ankara anggap sebagai organisasi teroris.
Sebaliknya, beberapa senator AS mengancam akan memblokir kesepakatan F-16 kecuali Ankara menyetujui upaya Swedia.(res)