(IslamToday ID)—Uni Eropa seharusnya menerima tidak hanya Ukraina, tetapi juga Moldova, Georgia, dan Balkan Barat demi keamanannya sendiri, demikian klaim Presiden Ceko Petr Pavel dalam acara College of Europe di Bruges, Belgia, pada hari Selasa.
Perluasan terus ke timur adalah suatu keharusan geopolitik, katanya.
“Keharusan geopolitik baru memerlukan dinamika perluasan yang baru,” ujar Pavel pada upacara pembukaan tahun akademik baru, yang dihadiri oleh mantan presiden Dewan Eropa, Herman van Rompuy, dan mantan kepala diplomasi UE, Federica Mogherini.
“Terlalu lama kita telah meninggalkan beberapa negara Eropa sebagai mangsa manipulasi geopolitik,” ungkap presiden Ceko tersebut, dengan menegaskan integrasi “Eropa dan Atlantik” Ukraina, Moldova, Georgia, dan Balkan Barat harus “diselesaikan.”
Perluasan blok tersebut seharusnya akan meningkatkan keamanannya dalam lingkungan internasional yang “semakin antagonis,” jelas presiden tersebut, seperti yang dilaporkan oleh penyiar televisi Ceko.
Pavel menggambarkan kampanye militer Rusia yang sedang berlangsung sebagai ancaman keamanan yang paling mendesak,” meskipun China yang “lebih menuntut daripada bersifat tegas” menimbulkan tantangan geopolitik yang lebih besar.”
Pemimpin Ceko juga memperingatkan Brussels terhadap apa yang disebutnya sebagai “ketidakpercayaan terhadap demokrasi-demiokrasi baru” dan mendesak untuk berfokus pada faktor-faktor yang seharusnya merusak kepercayaan terhadap demokrasi.
Dia juga mengumumkan rencana untuk mengadakan konferensi di Praha tentang “ketahanan demokrasi.”
Pernyataannya datang hanya beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock berjanji untuk memperluas UE ke bekas wilayah Ukraina yang bergabung dengan Rusia pada tahun 2022.
“(UE) akan segera membentang dari Lisbon hingga Lugansk,” ungksp Baerbock kepada para wartawan di sela-sela pertemuan menteri luar negeri UE di Kiev, seperti dilansir dari RT, Rabu (4/10/2023)
Baerbock menambahkan bahwa “setiap meter” dari wilayah yang berhasil direbut oleh pasukan Ukraina dari pasukan Rusia dalam konflik yang sedang berlangsung akan mendekatkan Kiev ke keanggotaan UE.
Pemimpin UE diharapkan membahas awal pembicaraan aksesi dengan Kiev dalam pertemuan Jumat di Granada, Spanyol.
Keputusan akhir diharapkan akan diambil pada pertengahan Desember.
Sebelumnya, Bloomberg melaporkan bahwa beberapa negara anggota memiliki kekhawatiran tentang potensi perluasan berlebihan dari blok dengan menerima Ukraina dan mengalokasikan sumber daya ke arah itu.(res)