(IslamToday ID)—Jet tempur Amerika menembak jatuh sebuah drone serangan Turki di utara Suriah pada hari Kamis (5/10/2023), yang secara resmi dikonfirmasi oleh Pentagon.
UAV Anka-S dikabarkan mendekati wilayah di provinsi Hasakah di mana pasukan AS beroperasi.
Drone tersebut dianggap sebagai “ancaman potensial” dan ditembak jatuh dengan tembakan dari jet tempur F-16, seperti yang dilaporkan oleh AFP yang mengutip Departemen Pertahanan AS.
Konfirmasi tersebut datang setelah seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya memberi tahu Wall Street Journal bahwa drone Turki itu dilengkapi dengan rudal udara-ke-darat dan dihancurkan “saat pasukan Amerika sedang melakukan operasi di dekatnya.”
Laporan yang belum dikonfirmasi menyebutkan bahwa F-35 dari Skuadron Pejuang 421 yang bertanggung jawab atas penghancuran tersebut.
Dilansir dari RT, Kamis (5/10/2023), Skuadron 421 mengoperasikan baik F-35 maupun F-16.
Kementerian Pertahanan Turki membantah bahwa drone itu milik mereka, tetapi pejabat yang berbicara dengan WSJ mengatakan bahwa militer AS telah mengonfirmasi asal-usul UAV tersebut dan bertindak dengan sepenuh kesadaran tentangnya.
Insiden Kamis (5/10/2023) adalah pertama kalinya AS menembak jatuh pesawat milik Türkiye, anggota NATO dan sekutu militer Washington.
Drone-drone Turki telah melakukan serangan udara terhadap posisi Pasukan Demokratik Suriah (SDF), kelompok yang didukung oleh AS yang mengendalikan wilayah timur laut Suriah.
Langkah ini terjadi sebagai pembalasan atas serangan bom teroris di Ankara pada hari Ahad (1/10/2023) yang diklaim oleh militan Kurdi.
Türkiye menganggap milisi YPG di Suriah sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah ditetapkan sebagai kelompok teroris.
Pejuang YPG membentuk mayoritas dari pasukan SDF, dan baru-baru ini bentrok dengan rekan-rekan Arab mereka di provinsi Deir-ez-Zor.
Diperkirakan ada sekitar 900 tentara AS saat ini di Suriah, membantu SDF mengendalikan lahan pertanian dan sumur minyak di wilayah yang direbut dari teroris Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS) beberapa tahun yang lalu.
Pemerintah di Damaskus telah mengecam kehadiran mereka sebagai ilegal dan menuduh Washington mencuri minyak Suriah, yang belum direspons oleh AS.(res)