(IslamToday ID) – Hamas berhasil mengejutkan Israel dengan meluncurkan serangan mendadak yang Operasi Badai Al-Aqsa.
Amerika Serikat dan negara yang menjadi sekutu Israel juga tidak mampu berkata banyak dengan serangan roket yang masif dan infiltrasi pejuang Hamas ke wilayah Israel.
Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 40 orang Israel. Israel mengatakan kelompok yang didukung Iran telah menyatakan perang ketika tentaranya mengkonfirmasi pertempuran dengan perjuang Hamas di beberapa kota Israel dan pangkalan militer di dekat Gaza.
Militer Israel mengatakan pihaknya membalas dengan serangan udara ke Gaza, di mana para saksi melaporkan mendengar ledakan besar dan banyak orang tewas dan terluka dibawa ke rumah sakit.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan 198 warga Palestina tewas dalam serangan udara saat pemboman menghantam Kota Gaza, menimbulkan awan asap hitam membubung ke langit.
Hamas mengatakan serangan itu didorong oleh apa yang disebutnya sebagai peningkatan serangan Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat, Yerusalem, dan terhadap warga Palestina di penjara-penjara Israel.
Berikut adalah 4 fakta tentang Operasi Badai Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas.
1. Ingin Mempertahankan Masjid Al-Aqsa
Wakil Pemimpin Hamas Saleh al-Arouri mengatakan bahwa operasi skala besar di Gaza dimaksudkan untuk mempertahankan Masjid Al-Aqsa dan membebaskan para tahanan, dan mendesak warga Palestina di Tepi Barat untuk bergabung dalam operasi “Badai Al-Aqsa”.
“Jika perlawanan dapat terlibat dalam bentrokan dengan seluruh permukiman di Tepi Barat. Kami mendesak rakyat kami untuk berpartisipasi dalam operasi Badai Al-Aqsa,” kata al-Arouri, menekankan pentingnya Tepi Barat dalam menanggapi kekejaman Israel yang sedang berlangsung, seperti dilansir Badan Pers Palestina (Safa).
“Kita semua harus terlibat dalam pertempuran ini, terutama para pejuang perlawanan di Tepi Barat,” lanjutnya. Al-Arouri mencatat bahwa “pejuang di Gaza telah memulai operasi skala besar untuk mempertahankan Masjid Al-Aqsa dan membebaskan para tahanan.”
Dia menyerukan “negara-negara Arab dan Islam untuk berpartisipasi dalam operasi Badai Al-Aqsa. Mari kita menyalakan api di Tepi Barat dan mengundang negara-negara tersebut untuk terlibat dalam pertempuran.”
2. Membalas Dendam Penjajahan Israel di Palestina
Juru bicara Hamas Khaled Qadomi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa operasi militer kelompok tersebut adalah respons terhadap semua kekejaman yang dihadapi warga Palestina selama beberapa dekade.
“Kami ingin masyarakat internasional menghentikan kekejaman di Gaza, terhadap rakyat Palestina, tempat suci kami seperti Al-Aqsa.
Semua hal inilah yang menjadi alasan di balik dimulainya pertempuran ini,” katanya.
3. Dipimpin Komandan Militer Hamas Mohammed Al-Deif
Operasi Badai Al-Aqsa dipimpin komandan militer Hamas Mohammed Al-Deif. “Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi,” kata Mohammed Deif, komandan militer Hamas, seraya menambahkan bahwa 5.000 roket telah diluncurkan.
“Setiap orang yang mempunyai senjata harus mengeluarkannya. Waktunya telah tiba,” kata Deif. Hamas menyerukan “pejuang perlawanan di Tepi Barat” serta “negara-negara Arab dan Islam” untuk bergabung dalam pertempuran tersebut, dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram.
4. Tidak Mampu Diprediksi Israel
Operasi Badai Al-Aqsa adalah kegagalan intelijen yang sangat besar bagi Israel. Negara ini memiliki salah satu jaringan intelijen terluas dan canggih di Timur Tengah, baik domestik maupun eksternal.
Mereka mempunyai informan yang tertanam dalam kelompok militan tidak hanya di wilayah Palestina tetapi juga di Lebanon, Suriah dan tempat lain.
Di masa lalu, mereka mampu membunuh para pemimpin Palestina baik dengan serangan pesawat tak berawak atau bahkan ponsel yang dijadikan jebakan.
“Namun hari ini, di penghujung hari raya Yahudi, nampaknya mereka tertidur di belakang kemudi. Hamas telah mampu merencanakan dan melancarkan serangan yang terkoordinasi dengan hati-hati terhadap Israel yang tampaknya dilakukan secara sangat rahasia,” ungkap Frank Gardner, jurnalis BBC.
Bahwa Israel akan membalas dengan kekuatan besar adalah hal yang wajar. Namun Israel kini akan bertanya-tanya mengapa mata-mata Israel tidak menyadari hal ini dan memberikan peringatan kepada negaranya. [sya]