(IslamToday ID)—Seorang ayah dan anak Palestina tewas tertembak dalam hujan peluru pada hari Rabu (11/10/2023) ketika para penjajah Israel membuka tembakan pada prosesi pemakaman di Tepi Barat yang diduduki.
Video kejadian tersebut tampaknya menunjukkan sebuah mobil penjajah yang meluncur ke jalur prosesi pemakaman dekat kota Qusra sebelum berhenti dan menembaki para penyelamatan dengan peluru nyata.
Kurang dari 24 jam sebelumnya, 4 orang Palestina tewas oleh para penjajah Israel di kota yang sama.
Pembunuhan-pembunuhan ini terjadi dalam situasi ketegangan yang meningkat setelah Israel menyatakan perang dengan Jalur Gaza yang terkepung.
Pejuang Palestina melancarkan serangan serentak di selatan Israel pada hari Sabtu (7/10/2023), menewaskan lebih dari 1.200 orang dan memegang setidaknya 100 warga Israel sebagai sandera.
Menurut Mohammed Deif, pemimpin sayap militer Hamas, operasi itu diluncurkan sebagai respons terhadap peningkatan serangan penjajah di Tepi Barat yang diduduki dan insiden-insiden berulang di Masjid Al-Aqsa.
Seorang aktivis di Qusra memberi tahu Middle East Eye bahwa korban serangan pada hari Rabu adalah Ibrahim Wadi, 63 tahun, dan putranya Ahmed Wadi, 25 tahun.
Menurut Muhammad Judeh, aktivis tersebut, Wadi dan putranya berada dalam kendaraan mereka ketika para penjajah membuka tembakan.
Setelah menderita luka dalam hujan peluru, keduanya mencoba melarikan diri namun tertabrak oleh kendaraan para penjajah.
“Ini adalah pemandangan yang mengerikan. Tidak ada warga desa yang cukup dekat untuk membantu atau melindungi mereka,” ungkap Judeh, seperti dilansir dari MEE, Kamis (12/10/2023).
“Setelah itu, pengeras suara masjid di kota memanggil (orang) untuk pergi ke lokasi serangan, dan konfrontasi kekerasan pecah. Kita bahkan tidak bisa menyelesaikan pemakaman jenazah keempat syuhada,” tambahnya.
Kemudian, ambulans yang membawa empat pria itu terpaksa mengembalikan jenazahnya ke rumah sakit setempat, bersama dengan jenazah ayah dan anak tersebut.
Menurut kelompok hak asasi manusia Israel, B’Tselem, para penjajah Israel telah menyerang warga Palestina di beberapa wilayah Tepi Barat sejak Israel meluncurkan serangan di Gaza.
Sebelumnya pada hari Kamis (12/10/2023), sekelompok penjajah menyerang rumah-rumah Palestina di dekat desa Qalqilya di Tepi Barat dan menculik satu warga sebelum menyerahkannya kepada tentara Israel.
Di Wadi al-Siq, daerah di timur Ramallah, keluarga terpaksa meninggalkan rumah mereka setelah serangkaian serangan, kata Fares Kaabneh, seorang penduduk daerah tersebut kepada MEE.
“Seluruh keluarga dipaksa mengungsi jauh dengan berjalan kaki, dan para penjajah mencegah mereka membawa barang-barang milik mereka dengan menembak mereka, sementara para penjajah mengambil barang-barang dari rumah-rumah. Mereka menyita beberapa kendaraan dan traktor pertanian milik warga,” ujarnya.
Para penjajah Israel juga memberi warga komunitas Maghayer al-Deir waktu 24 jam untuk mengungsi, kata Kaabneh.
Kekerasan oleh para penjajah terhadap warga Palestina telah meningkat dengan tingkat yang mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir, menurut para ahli hak asasi manusia PBB.
Antara tahun 2010 dan 2019, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa mencatat setidaknya 2.955 serangan oleh para penjajah, yang mengakibatkan setidaknya 22 warga Palestina tewas, dan setidaknya 1.258 lainnya terluka.(res)