(IslamToday ID)—Ratusan warga Palestina di Gaza yang terkepung, sebagian besar anak-anak, menulis nama mereka di lengan dan kaki mereka, kalau-kalau mereka kehilangan nyawa akibat pemboman Israel.
Duduk di dalam Rumah Sakit Al Shifa di Kota Gaza, di tengah ratapan dan duka, Ahmed Abu al Saba, 35, menuliskan namanya di lengannya.
“Kami menulis nama kami di tangan kami dan nama anak-anak kami di tangan mereka agar tubuh kami dapat diidentifikasi jika pesawat pendudukan (Israel) mengebom kami,” ungkap al Saba, seperti dilansir dari TRTWorld, Senin (23/10/2023).
Di Gaza, ratusan anak mengantri di rumah sakit untuk mendaftarkan nama mereka di tangan mereka.
Al Saba adalah satu dari ratusan warga Palestina, terutama anak-anak, yang menandai bagian tubuh mereka dengan nama, sehingga mereka dapat diidentifikasi jika mereka kehilangan nyawa dalam konflik yang sedang berlangsung, yang dimulai pada tanggal 7 Oktober.
Setidaknya 2.055 anak-anak telah terbunuh oleh serangan Israel sejak Tel Aviv memulai pemboman terhadap wilayah kantong Palestina yang terkepung dua minggu lalu.
Berlari menyelamatkan diri di tengah reruntuhan rumah dan properti mereka, warga Palestina yang menderita telah memastikan bahwa mereka dapat diidentifikasi jika mereka menjadi sasaran serangan berikutnya oleh pasukan Israel.
Al Saba berkata: “Ada banyak syuhada, terutama anak-anak, yang keluarganya sulit dijangkau.”
Pemandangan lingkungan yang dibombardir di Gaza mengungkap kisah bencana dan kehancuran.
Lebih dari satu juta orang terpaksa mengungsi, dan ratusan lainnya mengungsi di rumah sakit dan sekolah yang dikelola PBB.
“Pendudukan tidak membeda-bedakan siapa pun dan bom di mana pun,” ungkap al Saba.
Setidaknya 5.087 warga Palestina, termasuk 1.023 wanita dan 2.055 anak-anak, tewas akibat serangan Israel di Gaza, sementara 15.273 lainnya terluka.
“Keluarga-keluarga tersebut menuliskan nama mereka di tangan dan kaki mereka sehingga mereka dapat diidentifikasi setelah dibom oleh Israel, menggunakan bom maut buatan Amerika dan dipasok Amerika,” tulis akademisi Palestina Sami al Arian di X.
“Darah mereka yang tidak bersalah ada di tangan (Presiden AS) Biden dan teman-temannya yang haus darah. Di dunia mereka, anak-anak Palestina tidak pantas untuk hidup, sementara penjahat Israel dilindungi dan dipuji,” ujar al Arian.(res)