(IslamToday ID)—Istri Perdana Menteri Libya, Amina Ali Mohammed Al-Shawush Al-Dilaw, pada hari Rabu (15/11/2023) mengatakan bahwa Palestina dan rakyatnya “tidak termasuk” dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia internasional.
Sebagai bagian dari pertemuan Ibu Negara “Satu Hati untuk Palestina” di kota metropolitan Turki, Istanbul, Al-Dilaw menekankan dukungan penuh negaranya untuk perjuangan Palestina.
“Pasal pertama Deklarasi Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa semua individu dilahirkan bebas dan mempunyai hak yang sama,” ujarnya.
Begitu pula dengan Pasal 3 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kehidupan dan kedamaian.
“Namun, saat ini, kita semua telah menyaksikan pengecualian dalam Deklarasi Internasional Hak Asasi Manusia. Kita telah melihat dan mengamati bahwa Palestina dan rakyat Palestina tidak termasuk dalam Deklarasi ini. Hal ini tidak hanya terjadi saat ini saja, namun sudah bertahun-tahun.”
Al-Dilaw menunjukkan bahwa warga sipil dibunuh tanpa pandang bulu dengan senjata militer, yang menunjukkan adanya kejahatan kemanusiaan dan bencana besar di Gaza.
Menekankan standar ganda yang belum pernah terjadi sebelumnya yang terlihat dalam keheningan seluruh dunia dalam menghadapi peristiwa ini, beliau menyatakan bahwa semua negara di dunia harus mengambil tindakan untuk menghentikan pembantaian tersebut.
Emine Erdogan menjadi tuan rumah pertemuan puncak “Satu Hati untuk Palestina” bersama pasangan pertama lainnya dari seluruh dunia di Istanbul sebagai bagian dari upaya Ankara untuk mengakhiri perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Ketika serangan Israel di Jalur Gaza memasuki hari ke-40, setidaknya 11.320 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 7.800 wanita dan anak-anak, dan lebih dari 29.200 lainnya terluka, menurut angka terbaru dari otoritas Palestina.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja juga telah rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat Israel yang tiada henti terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut sejak bulan lalu.
Sementara itu, korban tewas di Israel adalah sekitar 1.200 orang, menurut angka resmi.(res)