(IslamToday ID) – Di tengah serangan brutal penjajah Israel terhadap rakyat Gaza, banyak negara yang memandang adanya kemunafikan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS).
Alih – alih menjadi penengah, AS justru menunjukan dukungan terhadap Israel. Tak heran jika banyak negara di dunia menganggap AS munafik.
Lantas apa saja kemunafikan yang dipertontonkan AS selama ini? berikut daftarnya:
1. Menyebut Negara Penjunjung Tinggi HAM Namun Joe Biden Terus Mengirim Amunisi untuk Israel
Sejak Israel melancarkan serangan brutal ke Gaza, Presiden AS, Joe Biden, menjadi salah satu pemimpin barat yang mengunjungi Tel Aviv untuk menunjukan dukungan terhadap Israel.
Sebagai pendukung utama Israel, AS juga mengirimkan dua kapal induk ke wilayah tersebut dan hal ini mengindikasikan bahwa mereka dapat mengerahkan 2.000 tentara AS ke Israel dalam rangka bantuan.
Selain itu, AS diam-diam telah meningkatkan bantuan militer ke Israel, memenuhi permintaan yang mencakup lebih banyak rudal berpemandu laser untuk armada tempur Apache, serta peluru 155mm, perangkat penglihatan malam, amunisi penghancur bunker, dan kendaraan militer baru, menurut sebuah laporan.
Hal ini terus dilakukan AS di saat seluruh dunia mengecam apa yang dilakukan Israel terhadap warga sipil Gaza yang sudah menelan puluhan ribu korban jiwa hingga hari ini.
Selain itu, sejak berdirinya Israel, AS menjadi pemasok bantuan militer terbesar ke Israel dengan kontribusi sekitar $130 miliar atau setara dengan Rp2 kuadriliun.
Dengan bantuan ini, Israel telah membentuk salah satu militer paling tangguh dan berteknologi maju di Timur Tengah.
Selain itu, Israel adalah penerima terbesar pendanaan militer luar negeri AS, yang mewakili sekitar 15% anggaran pertahanan negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Padahal kenyataannya bantuan AS ini bukan untuk pertahanan diri namun sebagai alat Israel untuk menindas Palestina, padahal AS selalu menggambarkan diri sebagai negara yang menjunjung tinggi Hukum Internasional dań Hak Asasi Manusia (HAM) namun nyatanya malah mendukung penindasan Israel terhadap Palestina terus terjadi
2. AS Melakukan Standar Ganda
Banyak pihak yang menyoroti sikap AS yang memberlakukan standar ganda.
Jika membahas HAM, Palestina adalah pihak yang paling dirugikan hak asasinya dalam ketegangan pasca 7 Oktober 2023.
Terdapat perbedaan yang sangat mencolok bagaimana AS bersikap dalam menanggapi korban sipil Israel maupun Palestina.
Lembaga-lembaga politik, militer, ekonomi, budaya, dan sosial di AS telah sepenuhnya bergerak untuk memberikan dukungan kepada Israel dan para korban di negara tersebut, namun tidak ada dukungan yang serupa yang diberikan kepada rakyat Palestina.
Tidak ada upaya evakuasi untuk warga Palestina, tidak ada pengiriman kapal induk untuk memberikan dukungan militer, dan mayoritas wacana politik dan budaya pemerintahan AS tidak menghargai kehidupan Palestina atau merasakan duka atas kematian warga Palestina.
3. AS Menolak Seruan Gencatan Senjata
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengadakan debat terbuka pertamanya mengenai perang Israel-Gaza.
Dengan sebagian besar anggotanya menyerukan gencatan senjata segera agar bantuan kemanusiaan dapat menjangkau warga Palestina di bawah pemboman Israel yang tiada henti di Gaza.
Dewan beranggotakan 15 orang, yang lima anggota tetapnya termasuk AS dan Rusia memiliki hak veto, sejauh ini gagal menghasilkan resolusi yang akan mengakhiri kekerasan.
AS, sekutu setia Israel memveto sebuah resolusi yang didukung oleh 12 anggota dewan lainnya, yang menyerukan penghentian pertempuran, karena resolusi tersebut tidak cukup menekankan hak Israel untuk membela diri.
Hampir 90 negara masuk dalam daftar pembicara dalam debat , termasuk sekitar 30 menteri luar negeri dan wakil menteri, dan banyak di antara mereka yang menyuarakan seruan untuk gencatan senjata dan penghentian serangan terhadap warga sipil Palestina di tengah kehancuran yang meluas di Gaza dan meningkatnya jumlah korban tewas. [sya]