(IslamToday ID) – Para legislator negara bagian Amerika Serikat (AS), aktivis dan aktor melakukan aksi mogok makan selama lima hari mulai Senin di depan Gedung Putih. Aksi ini sebagai seruan gencatan senjata permanen di Gaza.
Di antara para peserta yang duduk di depan Gedung Putih adalah aktor Cynthia Nixon, legislator negara bagian dari New York dan Delaware, serta aktivis dari berbagai organisasi seperti Kampanye AS untuk Hak-Hak Palestina (USCPR) dan Suara Yahudi untuk Perdamaian (JVP) juga para pemimpin Muslim, Yahudi dan sekutunya.
Nixon, seorang aktor AS mengatakan aksi mogok makan sebagai cara untuk menegaskan bahwa dukungan terhadap warga Palestina akan terus dilakukan apalagi mereka terus dibom dan dibunuh dan banyak dari mereka berada di ambang kelaparan.
Nixon juga mengatakan 70 persen dari lebih 15.000 warga Palestina yang terbunuh dalam tujuh minggu terakhir adalah perempuan dan anak-anak, dan menyebutnya “belum pernah terjadi sebelumnya.”
“Jumlah ini lebih banyak dibandingkan jumlah korban tewas yang dilakukan AS dan sekutunya selama 20 tahun perang di Afghanistan,” katanya.
Aksi itu terjadi ketika Qatar mengumumkan perpanjangan jeda kemanusiaan sementara di Gaza antara Israel dan pejuang Gaza selama dua hari tambahan.
Namun, mereka yang menghadiri aksi mogok makan di depan Gedung Putih berpendapat bahwa gencatan senjata perlu bersifat “permanen.”
Perwakilan Negara Bagian New York Zohran Mamdani mengatakan kepada Anadolu bahwa meskipun ia menyambut baik perpanjangan jeda tersebut, namun hal ini perlu bersifat permanen.
“Ini perlu menjadi gencatan senjata,” katanya.
“Dunia yang kita perjuangkan adalah dunia dimana setiap keluarga bersatu. Dan satu-satunya cara kita bisa mencapainya adalah melalui gencatan senjata. Bukan melalui pengeboman, bukan pula melalui perang,” katanya.
Mengenai pesan mogok makan tersebut, Mamdani berkata, “Pesan yang saya sampaikan adalah kepada Presiden (Joe) Biden, untuk menyerukan kepadanya agar menuntut gencatan senjata segera.”
“Ini adalah pesan yang didasarkan pada harapan saya untuk menyelamatkan nyawa, karena apa yang kita lihat selama tujuh minggu terakhir adalah 15.000 warga Palestina dibunuh oleh Israel,” katanya.
“Kami di sini membuat diri kami kelaparan selama lima hari untuk memberikan sedikit pencerahan mengenai penderitaan yang dialami warga Palestina karena kebijakan presiden kami,” ia menegaskan.
Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis pada 15 November, 68 persen pemilih Amerika mendukung gencatan senjata di Gaza, dan mengatakan bahwa “Israel harus melakukan gencatan senjata dan mencoba melakukan negosiasi.”[sya]