(IslamToday ID) – The Wall Street Journal melaporkan Meta telah gagal hentikan jaringan besar orang-orang yang menggunakan platformnya untuk mempromosikan konten pelecehan anak. Ada banyak contoh akun eksploitasi anak yang ditemukan di Facebook dan Instagram.
Dalam laporan itu, The Wall Street Journal bersama Pusat Perlindungan Anak Kanada merinci pengujian yang menunjukkan bagaimana rekomendasi Meta dapat menyarankan grup Facebook, tagar Instagram, dan akun lain yang digunakan untuk mempromosikan dan berbagi materi eksploitasi anak.
Berdasarkan pengujian yang mereka lakukan, Meta lambat dalam menanggapi laporan tentang konten semacam itu. Lantas, algoritmanya sering kali mempermudah orang untuk terhubung dengan konten yang melanggar.
Misalnya, Pusat Perlindungan Anak Kanada mengatakan jaringan akun Instagram dengan masing-masing 10 juta pengikut terus menyiarkan video pelecehan seksual terhadap anak-anak beberapa bulan setelah dilaporkan ke perusahaan tersebut.
Meta awalnya menolak untuk mengambil tindakan atas laporan tersebut namun setelah viral dan menimbulkan rusaknya nama perusahaan akhirnya akun tersebut dibubarkan. Begitu pula dengan komunitas serupa lainnya.
Dilansir Engadget, Sabtu (2/12/2023), dalam pembaruan panjang di situsnya, Meta mengatakan predator adalah penjahat yang menguji pertahanan aplikasi dan situs web.
Platform mengklaim telah melakukan sejumlah hal untuk memperbaiki sistem internalnya agar dapat membatasi aktivitas orang dewasa yang berpotensi mencurigakan.
Perusahaan telah memperluas daftar istilah, frasa, dan emoji terkait keselamatan anak agar dapat ditemukan oleh sistem. Perusahaan juga telah menggunakan pembelajaran mesin untuk mengungkap istilah pencarian baru yang berpotensi dieksploitasi oleh predator anak.
Meta menghadapi reaksi negatif yang semakin besar atas penanganannya terhadap keselamatan anak. Sementara itu, Meta juga menghadapi tekanan baru dari regulator di luar negeri.
Pejabat Uni Eropa menggunakan undang-undang baru untuk menyelidiki penanganan perusahaan terhadap materi pelecehan anak, menyusul laporan The Journal. Perusahaan telah diberi batas waktu hingga 22 Desember untuk menyerahkan data ke blok tersebut.[sya]