(IslamToday ID) –Pejuang Yaman mengecam keras gelombang serangan udara terbaru Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap negara tersebut.
Mereka menekankan bahwa serangan tersebut tidak akan pernah membuat bangsa dan pemerintah Yaman mundur dari sikap pro-Palestina mereka.
Houthi yang berbasis di Sanaa menyesalkan serangan terbaru terhadap berbagai sasaran di provinsi strategis Hudaydah di bagian barat serta Sa’ada di barat laut negara itu, dan menyatakan bahwa agresi AS-Inggris yang terus berlanjut jelas mengarah pada PBB.
Kegagalan Dewan Keamanan untuk mengambil tanggung jawabnya. “Serangan-serangan ini tidak akan pernah membuat Republik Yaman melakukan tindakan yang bertentangan dengan tugas kemanusiaan dan etikanya terhadap Palestina dan perjuangan mereka,” demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Yaman, yang dikuasai Houthi, dilansir Press TV.
Jaringan berita televisi berbahasa Arab Lebanon al-Mayadeen melaporkan pada Minggu malam bahwa pasukan AS dan Inggris telah menyerang 11 sasaran di provinsi Hudaydah, dengan sebagian besar serangan udara ditujukan ke pelabuhan Ras Isa dan kota al-Zaydiya.
Distrik Baqim di provinsi Sa’ada dibom empat kali, sedangkan sisi timur kota Sa’ada, yang terletak 240 kilometer (149 mil) utara ibu kota Sana’a, dibom satu kali.
Seorang tokoh terkemuka gerakan perlawanan Houthi di Yaman juga mengecam serangan terbaru Amerika dan Inggris terhadap posisi di Yaman, dan menekankan bahwa serangan tersebut tidak efektif.
Mohammed al-Bukhaiti, anggota biro politik Houthi, menyatakan bahwa serangan anti-Yaman sejauh ini hanya dilakukan oleh AS dan Inggris, yang menandakan perbedaan dalam anggota koalisi bentukan AS di Laut Merah dan wilayahnya.
“Aturan keterlibatan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, entitas Zionis, dan Inggris kini telah diubah. Perang ini pasti akan mengakhiri hegemoni AS di wilayah ini,” kata Bukhaiti.
Warga Yaman telah menyatakan dukungan terbuka mereka terhadap perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel sejak penjajah itu melancarkan perang dahsyat di Gaza pada tanggal 7 Oktober.
Selain iitu, Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan bahwa mereka tidak akan menghentikan serangan mereka sampai serangan darat dan udara Israel yang tak henti-hentinya di Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 27.365 orang dan melukai 66.630 orang lainnya, berakhir.
Pemimpin gerakan perlawanan Ansarullah, Abdul-Malik al-Houthi, mengatakan bahwa “merupakan suatu kehormatan dan berkah besar untuk menghadapi Amerika secara langsung.”
Serangan yang menyasar kapal-kapal yang menuju Israel telah memaksa beberapa perusahaan pelayaran dan minyak terbesar di dunia untuk menangguhkan transit melalui salah satu rute perdagangan maritim terpenting di dunia.
Kapal tanker malah menambah ribuan mil rute pelayaran internasional dengan berlayar mengelilingi benua Afrika dibandingkan melalui Terusan Suez.[sya]