(IslamToday ID) – Pemerintah Jerman menyalahkan seorang peserta rapat perwira militer Angkatan Udara Jerman yang dibocorkan media Rusia pekan lalu untuk berlindung dari serangkaian kritikan.
Pertanyaan dari dalam dan luar negeri mengenai kebocoran rapat tersebut semakin menumpuk.
Di parlemen, Bundestag, partai oposisi Demokrat Kristen menggelar penyelidikan khusus mengenai masalah ini. Anggota partai berkuasa, Demokrat Sosial (SPD) bereaksi acuh tak acuh pada gagasan tersebut.
“Oposisi memiliki hak untuk menggelar penyelidikan komite, namun demikian, kita harus menunggu penyelidikan dan penjelasan dari jaksa penuntut umum, Bundeswehr (Angkatan Bersenjata Jerman) dan lembaga-lembaganya,” kata ketua kelompok SPD di Bundestag, Rolf Mutzenich seperti dikutip dari Deutsche Welle, Selasa (5/3/2024).
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan masalah ini “sangat serius” dan berjanji menyelidiki sampai tuntas.
Menteri Pertahanan Boris Pistorius memperingatkan perilisan rekaman audio yang turut membahas aspek taktis rudal jelajah Taurus bagian dari perang informasi yang dilancarkan (Presiden Rusia Vladimir) Putin.
“Ini serangan hibrid yang bertujuan menyebar informasi palsu, memecah belah, merusak persatuan kita,” katanya pada wartawan. Persatuan itu sudah berada di bawah tekanan. Saat Ukraina kesulitan menahan pasukan Rusia di garis depan bantuan Barat tampaknya tertahan. Sekutu-sekutu Barat saling menyalahkan satu sama lain siapa yang bertanggung jawab dan apalagi yang perlu dilakukan.
Scholz menyebut Jerman negara yang paling banyak memberikan bantuan ke Ukraina di Eropa.
Meski pernyataan itu benar dalam angka tapi tidak dalam ukuran Produk Domestik Bruto (PDB). Prancis yang merupakan satu-satunya kekuatan nuklir di Eropa memberikan bantuan lebih sedikit tapi lebih berkualitas. Prancis dan Inggris sudah mengirimkan rudal jelajah ke Ukraina.
Scholz bersikeras Jerman tidak akan mengubah posisinya. Baru-baru ini ia mengatakan rudal jelajah Jerman membutuhkan pasukan Jerman untuk memasukan data targetnya. Menurutnya hal itu akan membawa Jerman terlibat langsung dalam perang di Ukraina.
“Perilaku Scholz menunjukkan, dalam hal keamanan Eropa, ia orang yang salah, di pekerjaan yang salah di waktu yang salah,” kata mantan menteri pertahanan Inggris Ben Wallace pada surat kabar The Standard, baru-baru ini.
Pejabat pertahanan Barat lainnya menyatakan keprihatinannya politik Scholz menghalangi strategi yang lebih besar.
“Selain menimbulkan pertanyaan bagaimana rapat perwira militer dapat bocor saya pikir hal ini juga mengungkapkan ketegangan antara perwira senior Jerman yang ingin rudal Taurus dikirim, dan kanselir Jerman yang tampaknya semakin fokus pada kelangsungan hidup politiknya” kata mantan ketua komite pertahanan parlemen Inggris Tobias Ellwood, kepada BBC Radio 4.[sya]