(IslamToday ID) – Israel kembali melancarkan serangan mematikan di Gaza pada Kamis (18/4/2024) ketika pemerintah Barat mengumumkan sanksi besar-besaran terhadap program drone militer Iran sebagai tanggapan atas serangan Israel di Damaskus awal April lalu.
Dalam insiden itu tantara Israel (IDF) mengklaim telah membunuh seorang perwira senior intelijen gerakan Hamas dalam serangan malam di Jalur Gaza tengah.
Dia adalah Youssef Rafiq Ahmed Shabat, yang dikatakan sebagai petugas keamanan di sayap intelijen militer Brigade Beit Hanoun yang berafiliasi dengan Hamas.
IDF menyebut Youssef sebagai sosok yang bertanggung jawab atas penyelidikan di Departemen Keamanan Dalam Negeri di Beit Hanoun.
“Pasukan Angkatan Darat Israel dengan bantuan Shin Bet, menargetkan sepuluh militan setelah mengumpulkan informasi intelijen yang akurat,” kata pernyataan IDF
“Pesawat tempur Angkatan Udara, berkoordinasi dengan Pusat Komando Selatan, menargetkan landasan peluncuran rudal di daerah lingkungan Ramla, dari sana mereka menembakkan beberapa peluru ke arah pasukan operasi Brigade ke-162 di wilayah tersebut,” tulis pernyataan IDF lagi.
Setelah mengancurkan Gaza Tengah, IDF kini dilaporkan bersiap melakukan invasi militer darat ke Kota Rafah, Gaza Selatan, lokasi jutaan pengungsi Palestina berada.
Di sisi lain. Uni Eropa tegas mendesak Israel untuk mengurungkan niatnya untuk melakukan operasi militer di Rafah.
“Kami dengan tegas mendesak Israel untuk tidak melakukan operasi darat di Rafah,” kata Sven Koopmans, perwakilan tinggi Uni Eropa untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, dalam pertemuan Dewan Keamanan yang membahas situasi di Timur Tengah, termasuk isu Palestina seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (19/4/2024).
Dia mengatakan bahwa Gaza secara keseluruhan perlu dikembalikan ke pemerintahan Otoritas Palestina dan menjadi bagian dari negara Palestina yang bebas di masa depan. [ran]