(IslamToday ID) – Pemimpin Partai Buruh Israel Merav Michaeli menyerukan pembubaran batalion Netzah Yehuda dalam Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang memiliki sejarah pelanggaran hak asasi manusia, mengatakan bahwa unit tempur tersebut membunuh warga Palestina “tanpa alasan yang jelas”.
Seruannya muncul setelah adanya laporan bahwa Amerika Serikat (AS) sedang bersiap untuk menjatuhkan sanksi pada Netzah Yehuda atas pelanggaran HAM yang mereka lakukan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken diperkirakan akan mengumumkan sanksi terhadap batalion tersebut dalam beberapa hari mendatang, seperti dilansir pada 20 April 2024 oleh Axios, mengutip tiga sumber AS yang mengetahui masalah tersebut.
Jika benar, ini akan menjadi pertama kalinya AS menjatuhkan sanksi terhadap unit militer Israel.
“Sanksi terhadap batalion Netzah Yehuda merupakan langkah yang serius, sulit dan sangat mengkhawatirkan. Tanggapan terhadap hal ini harus berupa penolakan, pengakuan atas kenyataan dan pemahaman bahwa tindakan Israel di wilayah tersebut tidak akan dapat dilanjutkan,” ujar Michaeli di media sosial X, Ahad.
Michaeli mengatakan perilaku “kasar dan korup” dari Netzah Yehuda telah diketahui selama bertahun-tahun, namun tidak ada tindakan yang dilakukan Israel untuk menghentikannya.
AS membuka investigasi kriminal terhadap batalion tersebut pada 2022 setelah tentaranya dituduh terlibat dalam kematian seorang warga Palestina-Amerika berusia 78 tahun, Omar Assad. “Eselon politik dan militer (Israel) tidak dapat berpura-pura tidak mengetahuinya,” katanya.[sya]