(IslamToday ID) – Inggris disebut melanggar konsep hak asasi manusia (HAM) universal dengan membela Israel dan menindas perbedaan pendapat di dalam negeri.
Amnesty International menyoroti hubungan militer dan diplomatik Inggris dengan Israel, menuding negara-negara Eropa memiliki standar ganda dalam masalah hak asasi manusia.
Declassified UK meneliti perjanjian antara Israel dan Inggris yang menunjukkan komitmen Inggris dalam membela Israel.
Dokumen tersebut menegaskan bahwa hubungan kedua negara semakin kuat, didukung oleh kerja sama keamanan dan pertahanan yang melindungi kedua negara.
Media investigatif tersebut mendokumentasikan kemitraan militer yang kuat di tengah operasi Israel di Gaza, termasuk penerbangan pengintaian Inggris.
Selain itu Inggris dan negara-negara Eropa lainnya telah berulang kali berusaha untuk menindak demonstrasi pro-Palestina dengan menuduh para pendemo memiliki bias dan antisemitisme.
Sementara itu, media negara BBC telah menghukum karyawan karena berbagi pesan pro-Palestina di media sosial. Pengungkapan perjanjian tersebut datang saat kelompok hak asasi manusia berbasis di London, Amnesty International, mengkritik Inggris atas keprihatinan selektifnya terhadap dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
Dakwaan menyakitkan organisasi itu terhadap Inggris dan negara-negara Barat lainnya menyebutkan keseluruhan kerangka hak asasi manusia pasca-Perang Dunia II berada “pada risiko dekimasikan” karena kekuatan global mengeksploitasi pengaruh mereka di organisasi internasional untuk melindungi Israel dari kritik.
“Inggris dengan sengaja mengguncang keseluruhan konsep hak asasi manusia universal melalui kebijakan domestiknya yang mengerikan dan politiknya,” kata kepala eksekutif Amnesty International Inggris, Sacha Deshmukh.
Kelompok itu juga mengkritik represi negara-negara Eropa terhadap aktivisme pro-Palestina yang mengancam kebebasan liberal kunci berkumpul dan berekspresi.
Jerman membuat berita utama awal bulan ini setelah polisi di negara itu membubarkan konferensi pro-Palestina yang berlangsung di Berlin, memutus pasokan listrik ke tempat di mana itu diadakan untuk memaksa peserta bubar.
Para pengamat terkejut dengan video yang muncul online dalam beberapa hari terakhir dari polisi Jerman yang memukul dan memperlakukan kasar demonstran pro-Palestina.
Adegan serupa muncul dari kampus-kampus perguruan tinggi AS ketika politisi bersikeras bahwa kebebasan berbicara tidak berlaku bagi para demonstran pro-Palestina. [sya]