(IslamToday ID) – Kementerian Luar Negeri Tiongkok membocorkan pertemuan perwakilan dua faksi Palestina yang selama ini berseteru, Hamas dan Partai Fatah pimpinan Otoritas Palestina (PA) pada Selasa (30/4/2024) lalu di Beijing. Dalam pertemuan tersebut dikatakan keduanya mengadakan pembicaraan mengenai rekonsiliasi.
“Perwakilan Gerakan Pembebasan Nasional Palestina dan Gerakan Perlawanan Islam baru-baru ini datang ke Beijing,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian, seperti dikutip dari The Cradle, Rabu (1/5/2024).
“Kedua belah pihak sepenuhnya menyatakan keinginan politik mereka untuk mencapai rekonsiliasi melalui dialog dan konsultasi, membahas banyak isu spesifik, dan membuat kemajuan positif,” tambahnya.
Namun, juru bicara itu tidak menjelaskan secara pasti hari apa pertemuan itu dilangsungkan.
Sebelumnya, Tiongkok, Hamas, dan Fatah mengkonfirmasi pada tanggal 26 April, bahwa pembicaraan intra-Palestina akan diadakan di ibu kota Tiongkok.
“Mereka sepakat untuk melanjutkan perundingan untuk mencapai realisasi solidaritas dan persatuan Palestina sesegera mungkin,” kata Jian, seraya menambahkan bahwa kedua belah pihak berterima kasih kepada Tiongkok atas upayanya untuk mempromosikan persatuan internal Palestina dan mencapai kesepakatan mengenai hal tersebut dan adanya dialog lebih lanjut.
Tiongkok sendiri terus menyerukan gencatan senjata dan diakhirinya perang di Jalur Gaza.Mereka juga telah lama menjadi pendukung persatuan Palestina dan solusi dua negara antara Palestina dan Israel.
Dukungan tersebut terlihat dari Diplomat Tiongkok Wang Kejian yang bertemu dengan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Qatar pada bulan lalu, di mana mereka berdua menyerukan diakhirinya perang di Gaza dan pencapaian tujuan politik dan aspirasi pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Sebagai informasi, Hamas mengambil alih kepemimpinan Gaza pada tahun 2006 setelah kemenangan politik melawan Fatah dalam pemilihan lokal.
Pembicaraan di Beijing ini terjadi ketika Hamas belum memberikan tanggapan resmi terhadap inisiatif baru Israel-Mesir untuk gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan tahanan.
Meskipun inisiatif tersebut dilaporkan mencerminkan keterbukaan Israel terhadap kembalinya para pengungsi ke Gaza utara dan pembentukan gencatan senjata yang berkelanjutan.
Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Al-Mayadeen pada hari Minggu bahwa proposal tersebut tidak mencerminkan perubahan mendasar dalam posisi Tel Aviv. [ran]