(IslamToday ID) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh tuntutan gencatan senjata yang diminta Hamas tidak masuk akal dan tidak dapat diterima. Sementara pihaknya siap mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera dengan Hamas.
Lebih lanjut Netanyahu mengatakan bahwa selama putaran terakhir perundingan tidak langsung dengan Hamas, pemerintah Israel menunjukkan kesiapannya untuk membuat konsesi, yang digambarkan sebagai tindakan murah hati oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
“Hamas terus mengajukan tuntutan ekstrem. Tuntutan utama mereka adalah agar kami menarik seluruh pasukan kami dari Jalur Gaza, mengakhiri perang, dan membiarkan Hamas sendirian. Negara Israel tidak dapat menerima persyaratan ini,” kata Netanyahu dalam pesan video yang dikutip dari Sputnik, Senin (6/5/2024).
Meski demikian, perdana menteri Israel itu menekankan bahwa pemerintahnya tidak akan pernah menyerah pada tujuan militernya di Gaza.
Dia mengatakan penarikan mundur Israel dari Gaza berarti penyerahan diri Israel dan kemenangan besar bagi Hamas dan Iran.
“Israel telah dan masih siap untuk membuat kesepakatan mengenai jeda pertempuran untuk memastikan pembebasan orang-orang kami yang diculik. Kami melakukan ini untuk membebaskan 124 sandera dan kemudian kami kembali berperang,” kata dia.
“Kami telah menghabiskan beberapa minggu terakhir untuk mengatasi masalah tersebut. waktu untuk mencapai kesepakatan yang akan membawa kembali orang-orang yang diculik,” sambungnya.
Di sisi lain, sejumlah media Timur Tengah mengatakan kesediaan Hamas melakukan gencatan senjata sementara Israel masih bersikeras melanjutkan serangan ke Jalur Gaza.
Osama Hamdan, juru bicara senior Hamas, mengatakan perundingan gencatan senjata yang dimediasi Qatar dan Mesir masih berlangsung. “Dan jelas bahwa kami bergerak maju. Ada beberapa poin bagus,” kata Hamdan kepada Aljazirah.
“Namun hingga saat ini, kami masih membicarakan isu utama, yaitu gencatan senjata total dan penarikan total dari Gaza. Kami berharap menemukan jawaban yang baik dan positif hari ini.”
Hamdan mengatakan salah satu “elemen kunci” yang dibahas adalah tujuan Netanyahu mengirim tentara ke Rafah. “Sayangnya, ada pernyataan jelas dari Netanyahu yang mengatakan bahwa apa pun yang mungkin terjadi, jika ada gencatan senjata atau tidak, dia akan melanjutkan serangan,” katanya. [ran]