(IslamToday ID) – Amerika Serikat (AS) mengklaim bahwa rencana Beijing untuk menempatkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terapung di Laut Cina Selatan dapat membahayakan keamanan nasional AS dan stabilitas regional.
Para pejabat militer dan Departemen Luar Negeri AS telah membunyikan alarm atas niat Cina untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir terapung yang dapat ditempatkan di Laut Cina Selatan.
“Kekhawatiran kami adalah bahwa semakin dekat mereka dengan penempatan pembangkit listrik tenaga nuklir terapung, semakin cepat mereka akan menggunakannya untuk tujuan yang bertentangan dengan keamanan nasional Amerika Serikat dan keamanan yang lebih luas di wilayah tersebut,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS yang tidak mau disebutkan namanya, dikutip dari Sputnik, Senin (6/5/2024).
Laksamana Purn. John Aquilino, mantan kepala Komando Indo-Pasifik AS juga mengatakan hal yang sama. Ia memperingatkan bahwa penggunaan pembangkit listrik tenaga nuklir terapung yang dimaksudkan oleh Tiongkok memiliki dampak potensial terhadap semua negara di kawasan tersebut.
Dirinya juga menuduh bahwa pembangkit listrik tersebut dapat memungkinkan Beijing untuk lebih jauh menggunakan klaim teritorialnya di Laut Cina Selatan.
Namun, para ahli tampak skeptis terhadap ancaman yang dituduhkan kepada Cina tersebut.
Profesor emeritus di University of New South Wales Canberra di Australian Defence Force Academy, Carl Thayer mengungkapkan bahwa stasiun terapung semacam itu memang dapat digunakan untuk memasok listrik ke fasilitas militer dan sipil Tiongkok. Tidak menutup kemungkinan apabila kekhawatiran negara-negara Barat dalam hal ini adalah fakta.
Namun, pembangkit listrik tersebut juga akan berfungsi sebagai penegasan kedaulatan Tiongkok karena akan memungkinkan Beijing untuk menurunkan biaya pemeliharaan pangkalannya di pulau-pulau Laut Cina Selatan.
Sementara menurut Jeff Brown, penulis The China Trilogy dan editor China Rising Radio Sinoland, Cina dapat menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir bergerak tersebut untuk bantuan bencana, menyediakan tenaga listrik ke daerah-daerah di mana infrastrukturnya hancur akibat bencana seperti topan, tsunami, atau banjir.
“Di negara sebesar Tiongkok dengan 1,4 miliar penduduk, rawan bencana alam dan proyek-proyek yang jauh di bagian barat negara ini, kemungkinannya tidak terbatas,” katanya.
Meski demikian, Brown mengatakan ada juga peluang mobilitas pembangkit nuklir ini akan membuat proyek tersebut menjadi aset yang kuat bagi militer Tiongkok.
“Cina telah membangun banyak instalasi militer yang canggih di Laut Cina Selatan. Pembangkit listrik tenaga nuklir yang terpasang dengan baik dapat dihantam oleh rudal NATO, tetapi pembangkit listrik tenaga nuklir yang mengambang/mobile di sekitar dan di pulau-pulau akan jauh lebih mudah mengelak dan lebih sulit untuk ditargetkan,” jelas Brown.
Ada pula pakar militer dan Kapten Angkatan Laut Rusia, Igor Kurdin yang mengatakan bahwa Tiongkok mungkin akan melengkapi pembangkit listrik tenaga nuklir terapung tersebut dengan berbagai langkah pertahanan – kemungkinan besar sistem pertahanan udara dan pertahanan kontra-sabotase – untuk memastikan keamanan fasilitas tersebut.
Kurdin mencatat, bagaimanapun, bahwa satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir terapung yang beroperasi di dunia, Alademik Lomonosov milik Rusia, tidak dilengkapi dengan persenjataan apa pun dan fasilitas tersebut tidak dirancang untuk perang.
Meskipun konsep pembangkit listrik tenaga nuklir terapung telah diselidiki oleh Amerika Serikat selama paruh kedua abad ke-20, Washington akhirnya menyerah pada konsep tersebut pada tahun 1970-an, hanya untuk melanjutkan penyelidikan ide tersebut pada tahun 2022.
Pada 2024, Rusia tetap menjadi pemimpin tak terbantahkan dalam bidang ini, dengan satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir terapung yang beroperasi di dunia, Akademik Lomonosov, yang membantu menghasilkan listrik di Wilayah Chukotka.
Fakta bahwa pembangkit listrik semacam itu dapat menjadi solusi yang elegan untuk memenuhi kebutuhan energi di pulau-pulau terpencil rupanya tidak luput dari perhatian Tiongkok.
Meskipun pengembangan dan pembangunan, belum lagi pengoperasiannya, pembangkit listrik tenaga nuklir bergerak seperti itu bukanlah tugas yang mudah, namun tampaknya hal ini bukan merupakan tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh kekuatan dunia sekaliber Cina. [ran]