(IslamTodayID) – Analis Militer AS Brian Berletic menyebut upaya NATO untuk melemahkan militer Rusia tidak akan berhasil mengingat krisis yang diciptakan NATO justru digunakan untuk membentuk kekuatan tempur yang efektif dan teruji dalam pertempuran.
Ungkapan tersebut dilontarkan Berletic pada Selasa yang bertepatan dengan peringatan 32 tahun Angkatan Bersenjata modern Rusia.
“Angkatan Bersenjata Federasi Rusia mendapat manfaat dari pangkalan industri militer besar-besaran yang mampu memproduksi senjata dan amunisi dalam jumlah besar termasuk senjata canggih yang berkemampuan tinggi, dan kekuatan tempur profesional yang besar,” kata kata analis militer dan urusan internasional serta dokter hewan Korps Marinir AS, Brian Berletic, dikutip dari Sputnik, Rabu (8/5/2024).
“Didukung oleh penangkal nuklir yang signifikan, militer Rusia dirancang dan terbukti mampu mempertahankan negara terbesar berdasarkan luas daratan di dunia,” lanjutnya.
Lebih lanjut dia mengatakan kepemimpinan politik Rusia telah memastikan bahwa basis industri militer dan kekuatan tempur yang dipersenjatai dan diperlengkapi keberadaannya untuk menjamin pertahanan nasional negara. Bukannya menjadi peluang bagi perusahaan swasta untuk memperkaya diri mereka sendiri baik melalui proses pengadaan dan atau melalui upaya militer. Atau mendukung ekspansionisme di luar negeri.
“Ini adalah faktor-faktor kunci yang membedakan militer Rusia dari militer Barat dan itulah sebabnya di tengah perang proksi Washington melawan Rusia di Ukraina, Rusia sejauh ini berhasil mengalahkan kekayaan kolektif, sumber daya, dan kekuatan militer Barat,” kata Berletic lagi.
Di menilaiketepatan strategi Rusia telah dibuktikan selama perang proksi di Ukraina, menurut pengamat tersebut, dan mencatat bahwa meskipun Washington dan sekutunya menghabiskan periode pasca-Perang Dingin dengan mengoptimalkan diri mereka untuk perang kecil melawan negara-negara yang lebih lemah.
“Rusia melanjutkan bersiap untuk peperangan berskala besar, berlarut-larut, dan intens melawan NATO sendiri atau calon proxy di negara-negara pinggirannya,” ucapnya.
Berletic menekankan bahwa sepanjang konflik di Ukraina, sektor pertahanan Rusia telah terbukti mampu berkembang dan beradaptasi lebih cepat dibandingkan negara-negara Barat terhadap kebutuhan lini depan, dan mampu memproduksi senjata dalam jumlah lebih besar dan dengan biaya lebih rendah.
Hal yang sama juga berlaku pada fokus Rusia pada peperangan elektronik dan pertahanan udara, menurut pengamat, dengan NATO mengabaikan kemampuan ini selama beberapa dekade dan berakhir bertahun-tahun tertinggal dari Rusia baik dalam kualitas maupun kuantitas.
“Artileri, pertahanan udara, drone, bom luncur, lapis baja, rudal jelajah dan balistik serta peperangan elektronik telah menjadi penentu sepanjang Operasi Militer Khusus dan memberikan pasukan Rusia keuntungan signifikan dibandingkan pasukan AS-NATO,” kata Berletic, seraya mencatat bahwa NATO sistem yang dikirim ke Ukraina terbukti tidak cukup untuk melumpuhkan pertahanan Rusia, dan mustahil untuk melindungi mereka secara memadai dari keunggulan kuantitatif Rusia dalam persenjataan dan amunisi.
Berletic juga megingat bahwa selama Perang Dunia Kedua, Uni Soviet mampu meraih kemenangan besar atas Nazi Jerman karena kemampuannya mengalahkan Nazi dalam segala hal.
Meskipun skala, keadaan dan kondisi konflik saat ini dengan NATO mungkin berbeda, Rusia sekali lagi menghadapi agresi asing di sepanjang perbatasannya dengan pangkalan industri militer besar-besaran yang mampu mengalahkan musuh-musuhnya, kata tentara Amerika itu. [ran]