(IslamToday ID) – AS resmi menghentikan pengiriman senjata ke Israel, termasuk seribu delapan ratus bom seberat 2.000 pon dan tujuh ratus bom seberat 500 pon, kata Sekretaris Pers Pentagon Pat Ryder.
“Secara khusus, kami [AS] menghentikan satu pengiriman senjata yang terdiri dari 1.800 bom seberat 2.000 pon, dan 1.700 bom seberat 500 pon,” kata Ryder seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (10/5/2024).
Masih belum jelas apakah penangguhan pengiriman senjata ke Israel akan membawa perubahan dan menyebabkan Israel membatalkan operasi Rafahnya. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berulang kali menyatakan bahwa negaranya siap untuk melanjutkan rencana militernya tidak peduli apa yang dikatakan atau dilakukan oleh Washington atau negara lain.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengkonfirmasi pada hari Rabu bahwa AS telah menghentikan satu pengiriman amunisi muatan tinggi ke Israel dan sedang meninjau pengiriman jangka pendek di tengah meningkatnya serangan Israel di Rafah.
Di hari yang sama, Biden mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Amerika Serikat akan menghentikan aliran senjata ke Israel jika kabinet perang Netanyahu memutuskan operasi militer besar-besaran di Jalur Gaza.
Diberitakan sebelumnya, pada Senin (6/5/2024), Israel memulai operasi militer di bagian timur Rafah dan mengambil kendali sisi Gaza di persimpangan Rafah dengan Mesir.
Hamas mengatakan bahwa pihaknya telah menyetujui ketentuan perjanjian gencatan senjata yang diusulkan oleh mediator Mesir dan Qatar, namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut perjanjian gencatan senjata tersebut tidak dapat diterima. Lebih dari satu juta orang diyakini berlindung di kota tersebut. [ran]