(IslamToday ID) – Para pemimpin komunitas pemukim di Israel utara berencana mengumumkan pemisahan diri dari Negara Israel dalam beberapa hari mendatang.
Keputusan tersebut sebagai protes terhadap kelambanan pemerintah Israel dalam memulangkan puluhan ribu pemukim yang telah diusir dari Galilea oleh Hizbullah.
Keputusan tersebut diambil pada pertemuan Forum Zona Konflik baru-baru ini dan diperkirakan akan diumumkan secara resmi pada tanggal 15 Mei, Hari Kemerdekaan bagi Israel dan Hari Nakba bagi Palestina.
“Diputuskan untuk mengumumkan pada Hari Kemerdekaan pembentukan Negara Galilea dan pelepasan sepihak dari Negara Israel. Langkah ekstrem ini akan disertai dengan tindakan tambahan,” menurut laporan tanggal 9 Mei oleh outlet berita Ibrani Walla dikutip dari The Cradle, Jumat (10/5/2024).
Ketua Dewan Regional Galilea Atas Giora Zaltz menyoroti lambannya respons PM Israel Benyamin Netanyahu dianggap lamban dalam menyelesaikan konflik dan mengembalikan sandera Israel yang ditawan oleh Hamas.
memicu gelombang kemarahan di antara warga pengungsi di utara dan para pemimpin komunitas pemukim.
“Kami tidak sabar menunggu keputusan dari seseorang yang tidak pernah mengambil keputusan,” kata Zaltz mengacu pada Netanyahu.
Sebelumnya, pada awal April, perwakilan komunitas pemukim di Forum Zona Konflik telah menginisiasi proposal untuk diajukan bagi pemerintahan alternatif di Israel.
“Rincian lengkap dari tender tersebut dapat ditemukan di hotel-hotel dan apartemen akomodasi para pengungsi di seluruh negeri, dengan pemilik bisnis yang runtuh di utara, di kawasan pariwisata yang mati di utara, dan di kantor-kantor pihak berwenang di utara.”
Pengungsi pemukim di utara yang saat ini tinggal di Haifa dan Yerusalem telah mengorganisir protes pada tanggal 16 Mei mendatang. Ribuan orang diperkirakan akan berpartisipasi dalam protes tersebut. [ran]