(IslamToday ID) – Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell mengatakan bahwa UE menutup Misi Pelatihan UE di Mali (EUTM) dan menarik semua personelnya dari Afrika. Meski demikian pihaknya mengatakan tetap membuka peluang kerja sama dengan dengan pihak manapun.
“Misi Pelatihan UE di Mali dihentikan kemarin. Semua personel yang beroperasi di bawah bendera UE telah meninggalkan negara itu,” kata Borrell pada X pada hari Minggu, seperti dikutip dari Sputnik, Senin (20/5/2024).
“Instruktur militer Eropa melatih lebih dari 20.000 tentara Mali, membantu memerangi terorisme,” tambah Borrell.
Pada saat yang sama, ia mengatakan bahwa Brussel tetap terbuka untuk bekerja sama dengan mereka yang ingin bekerja sama dengan UE.
Pada akhir bulan Maret, surat kabar Spanyol El Pais melaporkan bahwa negara-negara UE gagal mencapai kesepakatan untuk memperpanjang misi pelatihan di Mali, yang menandai berakhirnya kehadiran militer UE di kawasan strategis ini.
Sebagai informasi, UE menyetujui pengiriman 500 tentara ke Mali untuk membantu upaya tentara Prancis melawan pemberontak di wilayah utara Mali pada 2013 silam.
Keputusan tersebut datang, setelah sejumlah Menteri Luar Negeri negara-negara anggota UE menyetujui tahap akhir Tentara Pelatihan UE (EUTM).
Sebelumnya, pemerintah Mali Pada Januari 2013 meminta bantuan militer pada pemerintah Prancis untuk melawan militan di wilayah utara Mali. Pasalnya, militer Mali gagal mempertahankan wilayah Konna, 600 km dari Ibu Kota Bamako.
Tak hanya itu, Dewan Kemanan PBB juga mendesak semua anggota PBB untuk segera memberikan bantuan kepada militer Mali guna mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok teroris dan sejumlah kelompok separatis terkait al-Qaeda. [ran]