(IslamToday ID) – Bantuan makanan yang dikirm ke Gaza mulai membusuk menyusul ditutupnya penyeberangan Rafah oleh Israel sejak 7 Mei 2024.
Dikutip dari thecradle, Ahad (26/5/2024), truk yang membawa makanan, obat-obatan, dan perbekalan lainnya terjebak di jalan antara penyeberangan Rafah dan kota al-Arish di Mesir, 45 km ke arah barat.
Menurut dokumen PBB yang dilihat oleh Reuters, lebih dari 2.000 truk bantuan menunggu untuk memasuki Gaza pada 16 Mei, 1.574 di antaranya membawa persediaan makanan .
Seorang sopir truk, Mahmoud Hussein, mengatakan bahwa barang-barangnya telah dimuat ke dalam kendaraannya selama sebulan dan secara bertahap rusak di bawah sinar matahari. Beberapa dari makanan tersebut dibuang atau dijual dengan harga murah kepada penduduk setempat.
“Apel, pisang, ayam dan keju, banyak yang busuk, ada yang dikembalikan dan dijual seperempat harganya,” katanya sambil berteduh di bawah truknya untuk berteduh dari terik matahari.
“Saya minta maaf karena bawang yang kami bawa paling-paling akan dimakan oleh hewan karena ada cacing di dalamnya,” lanjutnya.
Pada hari Jumat (24/5/2024), Mesir dan AS sepakat untuk mengirim bantuan melalui persimpangan Kerem Shalom di dekat Israel sampai ada pengaturan hukum untuk membuka Rafah dari pihak Palestina, namun hal ini tidak cukup untuk meringankan tumpukan truk karena warga Palestina terus hidup dalam bahaya kelaparan.
Lebih dari 900 truk berisi makanan dan bantuan telah memasuki Gaza sejak dimulainya serangan Israel di Rafah pada 7 Mei, meski jumlah ini tidak sebanding dengan kebutuhan yang diperlukan dalam sehari setidaknya 500 truk yang diiperlukan untuk mencegah kelaparan, kata PBB.
Jumlah bantuan yang menunggu di Sinai utara Mesir kini sangat besar, dan beberapa diantaranya telah tertahan selama lebih dari dua bulan, kata Khaled Zayed, kepala Bulan Sabit Merah Mesir di wilayah tersebut.
“Beberapa paket bantuan memerlukan suhu tertentu. Kami berkoordinasi mengenai hal ini dengan spesialis yang sangat terlatih dalam penyimpanan makanan dan pasokan medis,” katanya.
“Kami berharap perbatasan akan dibuka kembali sesegera mungkin, harap Khaled.
Diberitakan sebelumnya bahwa pengiriman bantuan melalui Rafah, pintu masuk utama ke Gaza, berakhir setelah Israel mengambil kendali atas penyeberangan Rafah sebagai bagian dari serangannya terhadap kota tersebut yang dimulai tiga minggu lalu. Serangan tersebut sejauh ini telah membuat lebih dari 800.000 warga Palestina mengungsi yang sudah tinggal di tenda-tenda setelah mereka mengungsi ke tempat lain di Gaza akibat bom Israel.
Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel pada hari Jumat untuk segera menghentikan serangan Rafah di tengah kasus yang sedang berlangsung yang menuduh pejabat Israel melakukan genosida di Gaza. [ran]