(IslamToday ID) – Amerika Serkat (AS) memerintahkan Qatar dan Mesir mengancam para pemimpin gerakan Palestina Hamas agar mau menerima proposal gencatan senjata dengan Israel.
Menurut sebuah sumber yang dikutip dari Sputnik, Senin (10/6/2024) ancaman yang dilontarkan untuk Hamas berupa kemungkinan penangkapan, pembekuan aset, sanksi dan pengusiran dari tempat perlindungan mereka di Doha jika mereka tidak menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Israel yang diusulkan oleh Presiden AS Joe Biden.
Bukannya takut, Hamas justru mengatakan bahwa mereka tidak akan menyetujui kesepakatan yang tidak memenuhi persyaratannya, di antaranya menghentikan permanen serangan Israel terhadap Gaza.
Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, telah menegaskan kembali bahwa pasukan perlawanan akan terus membela hak-hak Palestina melawan Israel setelah serangan terhadap kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.
“Hamas tidak akan menerima perjanjian apa pun yang tidak menjamin keamanan rakyat Palestina,” tegasnya.
Sebagai informasi, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Israel telah menawarkan proposal tiga fase baru kepada Hamas dengan peta jalan yang akan mengarah pada penghentian permusuhan di Jalur Gaza dan pembebasan semua sandera.
Fase pertama mencakup gencatan senjata total, penarikan pasukan Israel dari seluruh pusat populasi Gaza dan pembebasan beberapa sandera yang ditahan oleh Hamas, termasuk yang terluka, orang lanjut usia, dan wanita, serta pembebasan warga Palestina yang ditahan dari penjara.
Fase kedua melibatkan penghentian permusuhan tanpa batas waktu dengan imbalan pembebasan sandera yang tersisa. Fase ketiga dari inisiatif ini adalah memulai rekonstruksi Gaza yang dilanda perang. [ran]